Selasa, 31 Januari 2012

Doa sebelum belajar

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اَخْرِجْنِي مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ، وَاَكْرِمْنِي بِنُوْرِ الْفَهْمِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيْنَا اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَانْشُرْ عَلَيْنَا خَزَآئِنَ عُلُوْمِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Allâhumma akhrijnî min zhulumâtil wahmi, wa akrimnî bi nûril fahmi. Allâhummaftah ‘alaynâ abwâba rahmatika, wansyur ‘alaynâ khazâina ‘ulûmi- ka birahmatika yâ Arhamar râhimîn.
Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, keluarkan aku dari gelapnya kebingungan dan muliakan aku dengan cahaya pemahaman. Ya Allah, bukakan kepada kami pintu-pintu rahmat-Mu, dan curahkan kepada kami khazanah-khazanah ilmu-Mu dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.

(Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Pernyataan Sikap Konferensi Islam Internasional Soal Mazhab dalam Islam

Konferensi ini diadakan di Amman, Yordania, dengan tema “Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern” (27-29 Jumadil Ula 1426 H. / 4-6 Juli 2005 M.)
Bismillahir-Rahmanir-Rahim
SALAM DAN SALAWAT SEMOGA TERCURAH PADA BAGINDA NABI MUHAMMAD DAN KELUARGANYA YANG SUCI
Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa… (Al-Nisa’,4:1)
Sesuai dengan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh YTH Imam Besar Syaikh Al-Azhar, YTH Ayatollah Sayyid Ali Al-Sistani, YTH Mufti Besar Mesir, para ulama Syiah yang terhormat (baik dari kalangan Syiah Ja’fari maupun Zaidi), YTH Mufti Besar Kesultanan Oman, Akademi Fiqih Islam Kerajaan Saudi Arabia, Dewan Urusan Agama Turki, YTH Mufti Besar Kerajaan Yordania dan Para Anggota Komite Fatwa Nasional Yordania, dan YTH Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi;Sesuai dengan kandungan pidato Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al-Hussein, Raja Yordania, pada acara pembukaan konferensi;
Sesuai dengan pengetahuan tulus ikhlas kita pada Allah SWT;
Dan sesuai dengan seluruh makalah penelitian dan kajian yang tersaji dalam konferensi ini, serta seluruh diskusi yang timbul darinya;
Kami, yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyetujui dan menegaskan kebenaran butir-butir yang tertera di bawah ini:
(1) Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. Tidak diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan.
Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati. Sejalan dengan itu, tidak diperbolehkan mengkafirkan kelompok Muslim manapun yang percaya pada Allah, mengagungkan dan mensucikan-Nya, meyakini Rasulullah (saw) dan rukun-rukun iman, mengakui lima rukun Islam, serta tidak mengingkari ajaran-ajaran yang sudah pasti dan disepakati dalam agama Islam.
(2) Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam mazhab-mazhab Islam dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan di antara mereka. Para pengikut/penganut kedelapan mazhab Islam yang telah disebutkan di atas semuanya sepakat dalam prinsip-prinsip utama Islam (Ushuluddin). Semua mazhab yang disebut di atas percaya pada satu Allah yang Mahaesa dan Makakuasa; percaya pada al-Qur’an sebagai wahyu Allah; dan bahwa Baginda Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul untuk seluruh manusia.
Semua sepakat pada lima rukun Islam: dua kalimat syahadat (syahadatayn); kewajiban shalat;zakat; puasa di bulan Ramadhan, dan Haji ke Baitullah di Mekkah. Semua percaya pada dasar-dasar akidah Islam: kepercayaan pada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk dari sisi Allah. Perbedaan di antara ulama kedelapan mazhab Islam tersebut hanya menyangkut masalah-masalah cabang agama (furu’) dan tidak menyangkut prinsip-prinsip dasar (ushul) Islam. Perbedaan pada masalah-masalah cabang agama tersebut adalah rahmat Ilahi. Sejak dahulu dikatakan bahwa keragaman pendapat di antara ‘ulama adalah hal yang baik.
(3) Mengakui kedelapan mazhab dalam Islam tersebut berarti bahwa mengikuti suatu metodologi dasar dalam mengeluarkan fatwa: tidak ada orang yang berhak mengeluarkan fatwa tanpa keahlihan pribadi khusus yang telah ditentukan oleh masing-masing mazhab bagi para pengikutnya. Tidak ada orang yang boleh mengeluarkan fatwa tanpa mengikuti metodologi yang telah ditentukan oleh mazhab-mazhab Islam tersebut di atas. Tidak ada orang yang boleh mengklaim untuk melakukan ijtihad mutlak dan menciptakan mazhab baru atau mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak bisa diterima hingga membawa umat Islam keluar dari prinsip-prinsip dan kepastian-kepastian Syariah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab yang telah disebut di atas.
(4) Esensi Risalah Amman, yang ditetapkan pada Malam Lailatul Qadar tahun 1425 H dan dideklarasikan dengan suara lantang di Masjid Al-Hasyimiyyin, adalah kepatuhan dan ketaatan pada mazhab-mazhab Islam dan metodologi utama yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab tersebut. Mengikuti tiap-tiap mazhab tersebut di atas dan meneguhkan penyelenggaraan diskusi serta pertemuan di antara para penganutnya dapat memastikan sikap adil, moderat, saling memaafkan, saling menyayangi, dan mendorong dialog dengan umat-umat lain.
(5) Kami semua mengajak seluruh umat untuk membuang segenap perbedaan di antara sesama Muslim dan menyatukan kata dan sikap mereka; menegaskan kembali sikap saling menghargai; memperkuat sikap saling mendukung di antara bangsa-bangsa dan negara-negara umat Islam; memperkukuh tali persaudaraan yang menyatukan mereka dalam saling cinta di jalan Allah. Dan kita mengajak seluruh Muslim untuk tidak membiarkan pertikaian di antara sesama Muslim dan tidak membiarkan pihak-pihak asing mengganggu hubungan di antara mereka.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara. Maka itu islahkan hubungan di antara saudara-saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah sehingga kalian mendapat rahmat-Nya. (Al-Hujurat, 49:10).
Amman, 27-29 Jumadil Ula 1426 H./ 4-6 Juli 2005 M.
Para penandatangan:
AFGHANISTAN
1. YTH. Nusair Ahmad Nour
Dubes Afghanistan untuk Qatar
ALJAZAIR
1. YTH. Lakhdar Ibrahimi
Utusan Khusus Sekjen PBB; Mantan Menlu Aljazair
2. Prof. Dr. Abd Allah bin al-Hajj Muhammad Al Ghulam Allah
Menteri Agama
3. Dr. Mustafa Sharif
Menteri Pendidikan
4. Dr. Sa’id Shayban
Mantan Menteri Agama
5. Prof. Dr. Ammar Al-Talibi
Departemen Filsafat, University of Algeria
6. Mr. Abu Jara Al-Sultani
Ketua LSM Algerian Peace Society Movement
AUSTRIA
1. Prof. Anas Al-Shaqfa
Ketua Komisi Islam
2. Mr. Tar afa Baghaj ati
Ketua LSM Initiative of Austrian Muslims
AUSTRALIA
1. Shaykh Salim ‘Ulwan al-Hassani
Sekjen, Darulfatwa, Dewan Tinggi Islam
AZERBAIJAN
1. Shaykh Al-Islam Allah-Shakur bin Hemmat Bashazada
Ketua Muslim Administration of the Caucasus
BAHRAIN
1. Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Sutri
Menteri Kehakiman
2. Dr. Farid bin Ya’qub Al-Miftah
sekretaris Kementerian Agama
BANGLADESH
1. Prof. Dr. Abu Al-Hasan Sadiq
Rektor Asian University of Bangladesh
BOSNIA dan HERZEGOVINA
1. Prof. Dr. Syaikh Mustafa Ceric
Ketua Majlis ‘Ulama’dan Mufti Besar Bosnia dan Herzegovina
2. Prof. Hasan Makic
Mufti Bihac
3. Prof. Anes Lj evakovic
Peneliti dan Pengajar, Islamic Studies College
BRAZIL
1. Syaikh Ali Muhmmad Abduni
Perwakilan International Islamic Youth Club di Amerika Latin
KANADA
1. Shaykh Faraz Rabbani
Guru, Hanafijurisprudence,Sunnipath.com
REPUBLIK CHAD
1. Shaykh Dr. Hussein Hasan Abkar
Presiden, Higher Council for Islamic Affair; Imam Muslim, Chad
MESIR
1. Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq
Menteri Agama
2. Prof. Dr. Ali Jumu’a
Mufti Besar Mesir
3. Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Tayyib
Rektor Universitas Al-Azhar University
4. Prof. Dr. Kamal Abu Al-Majd
Pemikir Islam; Mantan Menteri Informasi;
5. Dr. Muhammad Al-Ahmadi Abu Al-Nur
Mantan Menteri Agama Mesir; Profesor Fakultas Syariah, Yarmouk University, Jordan
6. Prof. Dr. Fawzi Al-Zifzaf
Ketua Masyayikh Al-Azhar; Anggota the Academy of Islamic Research
7. Prof. Dr. Hasan Hanafi
Peneliti dan Cendekiawan Muslim, Departemen Filsafat, Cairo University
8. Prof. Dr. Muhammad Muhammad Al-Kahlawi
Sekjen Perserikatan Arkeolog Islam;
Dekan Fakultas Studi Kesejarahan Kuno, Cairo University
9. Prof. Dr. Ayman Fuad Sayyid
Mantan Sekjen, Dar al-Kutub Al-Misriyya
10. Syaikh Dr. Zaghlul Najjar
Anggota Dewan Tinggi Urusan Islam, Mesir
11. Syaikh Moez Masood
Dai Islam
12. Dr. Raged al-Sirjani
13. Dr. Muhammad Hidaya
PERANCIS
1. Syaikh Prof. Dalil Abu Bakr
Ketua Dewan Tinggi Urusan Agama Islam dan Dekan Masjid Paris
2. Dr. Husayn Rais
Direktur Urusan Budaya, Masjid Jami’ Paris
JERMAN
1. Prof. Dr. Murad Hofmann
Mantan Dubes Jerman untuk Maroko
2. Syaikh Salah Al-Din Al- Ja’farawi
Asisten Sekjen World Council for Islamic Propagation
INDIA
1. H.E. Maulana Mahmood Madani
Anggota Parlemen
Sekjen Jamiat Ulema-i-Hind
2. Ja’far Al-Sadiq Mufaddal Sayf Al-Din
Cendikiawan Muslim
3. Taha Sayf Al-Din
Cendikiawan Muslim
4. Prof. Dr. Sayyid Awsaf Ali
Rektor Hamdard University
5. Prof. Dr. Akhtar Al-Wasi
Dekan College of Humanities and Languages
INDONESIA
1. Dr. Tutty Alawiyah
Rektor Universitas Islam Al-Syafi’iyah
2. Rabhan Abd Al-Wahhab
Dubes RI untuk Yordania
3. KH Ahmad Hasyim Muzadi
Mantan Ketua PBNU
4. Rozy Munir
Mantan Wakil Ketua PBNU
5. Muhamad Iqbal Sullam
International Conference of Islamic Scholars, Indonesia
IRAN
1. Ayatollah Syaikh Muhammad Ali Al-Taskhiri
Sekjen Majma Taqrib baynal Madzahib Al-Islamiyyah.
2. Ayatollah Muhammad Waez-zadeh Al-Khorasani
Mantan Sekjen Majma Taqrib baynal Madzahib Al-Islamiyyah
3. Prof. Dr. Mustafa Mohaghegh Damad
Direktur the Academy of Sciences; Jaksa; Irjen Kementerian Kehakiman
4. Dr. Mahmoud Mohammadi Iraqi
Ketua LSM Cultural League and Islamic Relations in the Islamic Republic of Iran
5. Dr. Mahmoud Mar’ashi Al-Najafi
Kepala Perpustakaan Nasional Ayatollah Mar’ashi Al-Najafi
6. Dr. Muhammad Ali Adharshah
Sekjen Masyarakat Persahabatan Arab-Iran
7. Shaykh Abbas Ali Sulaymani
Wakil Pemimpin Spiritual Iran di wilayah Timur Iran
IRAK
1. Grand Ayatollah Shaykh Husayn Al-Mu’ayyad
Pengelola Knowledge Forum
2. Ayatollah Ahmad al-Bahadili
Dai Islam
3. Dr. Ahmad Abd Al-Ghaffur Al-Samara’i
Ketua Diwan Waqaf Sunni
ITALIA
1. Mr. Yahya Sergio Pallavicini
Wakil Ketua, Islamic Religious Community of Italy (CO.RE.IS.)
YORDANIA
1. Prof. Dr. Ghazi bin Muhammad
Utusan Khusus Raja Abdullah II bin Al-Hussein
2. Syaikh Izzedine Al-Khatib Al-Tamimi
Jaksa Agung
3. Prof. Dr. Abdul-Salam Al-Abbadi
Mantan Menteri Agama
4. Prof. Dr. Syaikh Ahmad Hlayyel
Penasehat Khusus Raja Abdullah dan Imam Istana Raja
5. Syaikh Said Al-Hijjawi
Mufti Besar Yordania
6. Akel Bultaji
Penasehat Raja
7. Prof. Dr. Khalid Touqan
Menteri Pendidikan dan Riset
8. Syaikh Salim Falahat
Ketua Umum Ikhwanul Muslimin Yordania
9. Syaikh Dr. Abd Al-Aziz Khayyat
Mantan Menteri Agama
10. Syaikh Nuh Al-Quda
Mantan Mufti Angkatan Bersenjata Yordania
11. Prof. Dr. Ishaq Al-Farhan
Mantan Menteri Pendidikan
12. Dr. Abd Al-Latif Arabiyyat
Mantan Ketua DPR Yordania;
Shaykh Abd Al-Karim Salim Sulayman Al-Khasawneh
Mufti Besar Angkatan Bersenjata Yordania
13. Prof. Dr. Adel Al-Toweisi
Menteri Kebudayaan
14. Mr.BilalAl-Tall
Pemimpin Redaksi Koran Liwa’
15. Dr. Rahid Sa’id Shahwan
Fakultas Ushuluddin, Balqa Applied University
KUWAIT
1. Prof. Dr. Abdullah Yusuf Al-Ghoneim
Kepala Pusat Riset dan Studi Agama
2. Dr. Adel Abdullah Al-Fallah
Wakil Menteri Agama
LEBANON
1. Prof. Dr. Hisham Nashabeh
Ketua Badan Pendidikan Tinggi
2. Prof. Dr. Sayyid Hani Fahs
Anggota Dewan Tinggi Syiah
3. Syaikh Abdullah al-Harari
Ketua Tarekat Habashi
4. Mr. Husam Mustafa Qaraqi
Anggota Tarekat Habashi
5. Prof. Dr. Ridwan Al-Sayyid
Fakultas Humaniora, Lebanese University; Pemred Majalah Al-Ijtihad
6. Syaikh Khalil Al-Mays
Mufti Zahleh and Beqa’ bagian Barat
LIBYA
1. Prof. Ibrahim Al-Rabu
Sekretaris Dewan Dakwah Internasional
2. Dr. Al-Ujaili Farhat Al-Miri
Pengurus International Islamic Popular Leadership
MALAYSIA
1. Dato’ Dr. Abdul Hamid Othman
Menteri Sekretariat Negara
2. Anwar Ibrahim
Mantan Perdana Menteri
3. Prof. Dr. Muhamad Hashem Kamaly
Dekan International Institute of Islamic Thought and Civilisation
4. Mr. Shahidan Kasem
Menteri Negara Bagian Perlis, Malaysia
5. Mr. Khayri Jamal Al-Din
Wakil Ketua Bidang Kepemudaan UMNO
MALADEWA
1. Dr. Mahmud Al-Shawqi
Menteri Pendidikan
MAROKO
1. Prof. Dr. Abbas Al-Jarari
Penasehat Raja
2. Prof. Dr. Mohammad Farouk Al-Nabhan
Mantan Kepala DarAl-Hadits Al-Hasaniyya
3. Prof. Dr. Ahmad Shawqi Benbin
Direktur Perpustakaan Hasaniyya
4. Prof. Dr. Najat Al-Marini
Departemen Bahasa Arab, Mohammed V University
NIGERIA
1. H.H. Prince Haji Ado Bayero
Amir Kano
2. Mr. Sulayman Osho
Sekjen Konferensi Islam Afrika
KESULTANAN OMAN
1. Shaykh Ahmad bin Hamad Al-Khalili
Mufti Besar Kesultanan Oman
2. Shaykh Ahmad bin Sa’ud Al-Siyabi
Sekjen Kantor Mufti Besar
PAKISTAN
1. Prof. Dr. Zafar Ishaq Ansari
Direktur Umum, Pusat Riset Islam, Islamabad
2. Dr. Reza Shah-Kazemi
Cendikiawan Muslim
3. Arif Kamal
Dubes Pakistan untuk Yordania
4. Prof. Dr. Mahmoud Ahmad Ghazi
Rektor Islamic University, Islamabad; Mantan Menteri Agama Pakistan
PALESTINA
1. Shaykh Dr. Ikrimah Sabri
Mufti Besar Al-Quds dan Imam Besar Masjid Al-Aqsa
2. Shaykh Taysir Raj ab Al-Tamimi
Hakim Agung Palestina
PORTUGAL
1. Mr. Abdool Magid Vakil
Ketua LSM Banco Efisa
2. Mr. Sohail Nakhooda
Pemred Islamica Magazine
QATAR
1. Prof. Dr. Shaykh Yusuf Al-Qaradawi
Ketua Persatuan Internasional Ulama Islam
2. Prof. Dr. Aisha Al-Mana’i
Dekan Fakultas Hukum Islam, University of Qatar
RUSIA
1. Shaykh Rawi Ayn Al-Din
Ketua Urusan Muslim
2. Prof. Dr. Said Hibatullah Kamilev
Direktur, Moscow Institute of Islamic Civilisation
3. Dr. Murad Murtazein
Rektor, Islamic University, Moskow
ARAB SAUDI
1. Dr. Abd Al-Aziz bin Uthman Al-Touaijiri
Direktur Umum, The Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO)
2. Syaikh al-Habib Muhammad bin Abdurrahman al-Saqqaf
SENEGAL
1. Al-Hajj Mustafa Sisi
Penasehat Khusus Presiden Senegal
SINGAPORA
1. Dr. Yaqub Ibrahim
Menteri Lingkuhan Hidup dan Urusan Muslim
AFRIKA SELATAN
1. Shaykh Ibrahim Gabriels
Ketua Majlis Ulama Afrika Utara South African ‘Ulama’
SUDAN
1. Abd Al-Rahman Sawar Al-Dhahab
Mantan Presiden Sudan
2. Dr. Isam Ahmad Al-Bashir
Menteri Agama
SWISS
1. Prof. Tariq Ramadan
Cendikiawan Muslim
SYRIA
1. Dr. Muhammad Sa’id Ramadan Al-Buti
Dai, Pemikir dan Penulis Islam
2. Prof. Dr. Syaikh Wahba Mustafa Al-Zuhayli
Ketua Departemen Fiqih, Damascus University
3. Syaikh Dr. Ahmad Badr Hasoun
Mufti Besar Syria
THAILAND
1. Mr. Wan Muhammad Nur Matha
Penasehat Perdana Menteri
2. Wiboon Khusakul
Dubes Thailand untuk Irak
TUNISIA
1. Prof. Dr. Al-Hadi Al-Bakkoush
Mantan Perdana Menteri Tunisia
2. Dr. Abu Baker Al-Akhzuri
Menteri Agama
TURKI
1. Prof. Dr. Ekmeleddin I lis an og hi
Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI)
2. Prof. Dr. Mualla Saljuq
Dekan Fakultas Hukum, University of Ankara
3. Prof. Dr. Mustafa Qag nci
Mufti Besar Istanbul
4. Prof. Ibrahim Kafi Donmez
Profesor Fiqih University of Marmara
UKRAINa
1. Shaykh Dr. Ahmad Tamim
Mufti Ukraina
UNI EMIRAT ARAB
1. Mr. Ali bin Al-Sayyid Abd Al-Rahman Al-Hashim
Penasehat Menteri Agama
2. Syaikh Muhammad Al-Banani
Hakim Pengadilan Tinggi
3. Dr. Abd al-Salam Muhammad Darwish al-Marzuqi
Hakim Pengadilan Dubai
INGGRIS
1. Syaikh Abdal Hakim Murad / Tim Winter
Dosen, University of Cambridge
2. Syaikh Yusuf Islam /Cat Steven
Dai Islam dan mantan penyanyi
3. Dr.FuadNahdi
Pemimpin Redaksi Q-News International
4. SamiYusuf
Penyanyi Lagu-lagu Islam
AMERIKA SERIKAT
1. Prof. Dr. Seyyed Hossein Nasr
Penulis dan profesor Studi-studi Islam, George Washington University
2. Syaikh Hamza Yusuf
Ketua Zaytuna Institute
3. Syaikh Faisal Abdur Rauf
Imam Masjid Jami Kota New York
4. Prof. Dr. Ingrid Mattson
Profesor Studi-studi Islam, Hartford Seminary; Ketua Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA)
UZBEKISTAN
1. Syaikh Muhammad Al-Sadiq Muhammad Yusuf
Mufti Besar
YAMAN
1. Syaikh Habib ‘Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz
Ketua Madrasah Dar al-Mustafa, Tarim
2. Syaikh Habib Ali Al-Jufri
Dai Internasional
Prof. Dr. Husayn Al-Umari
Anggota UNESCO; Profesor Sejarah, Universitas San

Senin, 30 Januari 2012

Warisan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bersabda: “Aku tinggalkan dua pusaka untuk kalian, dimana bila kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya; yaitu Kitab Allah dan Ahlul Baitku. Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sehingga berjumpa denganku di telaga (Kautsar).”

Reference(s):
Shahîh Muslim, jilid 7, hal. 122
Sunan ad-Dârimî, jilid 2, hal. 432
Musnad Ahmad, jilid 3, hal. 14, 17, 26, 59, jilid 4, hal. 366, 371, jilid 5, hal. 182
Mustadrak al-Hâkim, jilid 3, hal. 109, 148, 533

Sabtu, 08 Januari 2011

Kedahsyatan Akibat Durhaka pada Orang Tua

Begitu dahsyat azab akibat durhaka kepada orang tua, Allah swt tidak ditundanya di akhirat. Tetapi azab itu disegerakan di dunia berupa kesengsaraan hidup, selain azab itu ditimpakan saat sakratul juga di akhirat.

Durhaka tidak hanya terjadi di saat orang tua masih hidup tetapi juga bisa terjadi ketika orang tua telah wafat. Bagaimana seorang anak bisa durhaka kepada orang tua setelah mereka wafat? Mari simak sabda Nabi saw!

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya ada orang yang berbakti kepada orang tuanya ketika mereka masih hidup, tetapi ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada mereka, karena ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka setelah wafat. Dan sungguh ada orang yang durhaka kepada orang tuanya ketika mereka masih hidup, tapi ia dicatat sebagai anak yang berbakti kepada mereka setelah mereka wafat, karena memperbanyak istighfar (memohonkan ampunan) untuk mereka.” (Mustadrak Al-Wasâil 2: 112)

Tolok Ukur durhaka kepada orang tua
Allah swt berfirman: “Jika salah seorang di antara mereka telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-Isra’: 23).

Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw: Apa ukuran durhaka kepada orang tua?

Rasulullah saw menjawab: “Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi mereka, ketika mereka meminta ia tidak memberi mereka, jika memandang mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah diwajibkan bagi mereka.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 195)

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Wasail 21: 389; Al-Faqîh 4: 371)

Tingkatan Dosa durhaka kepada orang tua
Rasulullah saw bersabda: “Dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua...” (Al-Mustadrak 17: 416)

Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga macam dosa yang akibatnya disegerakan, tidak ditunda pada hari kiamat: durhaka kepada orang tua, menzalimi manusia, dan ingkar terhadap kebajikan.” (Al-Mustadrak 12: 360)

Rasulullah saw bersabda: “...Di atas setiap durhaka ada durhaka yang lain kecuali durhaka kepada orang tua. Jika seorang anak membunuh di antara kedua orang tuanya, maka tidak ada lagi kedurhakaan yang lain di atasnya.” (At-Tahdzib 6: 122)

Akibat-akibat durhaka kepada orang tua
Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa dalam kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di akhirat. Akibat-akibat durhaka kepara orang tua antara lain:

Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meri¬dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).

Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “…Dosa yang mempercepat kematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.” (Al-Kafi 2: 447)

Celaka di dunia dan akhirat
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar karena Allah Azza wa Jalla menjadikan dalam firman-Nya sebagai anak yang durhaka sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong dan celaka, (Surat Maryam: 32)” (Man lâ yahdhurul Faqîh 3: 563)

Dilaknat oleh Allah swt
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, Allah melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak yang durhaka kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang pasti menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya…” (Al-Faqîh 4: 371)

Dikeluarkan dari keagungan Allah swt
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Allah mengharamkan durhaka kepada kedua orang tua karena durhaka pada mereka telah keluar dari pengagungan terhadap Allah swt dan penghormatan terhadap kedua orang tua.” (Al-Faqih 3: 565)

Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah swt
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Demi Ketinggian-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 263).

Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya, maka shalatnya tidak diterima.” (Al-Kafi 2: 349).

Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamat
Rasulullah saw bersabda: “Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang disebutkan nama¬ku lalu ia tidak bershalawat kepadaku.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 263).

Diancam dimasukkan ke dalam dua pintu neraka
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya murka, maka baginya akan dibukakan dua pintu neraka.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 262).

Tidak akan mencium aroma surga
Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” (Al-Wasâil 21: 501)

Penderitaan saat Saktatul maut
Penderitaan anak yang durhaka kepada orang tuanya saat sakratul mautnya pernah menimpa pada salah seorang sahabat Nabi saw. Berikut ini kisahnya:

Kisah nyata di zaman Nabi saw
Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lâilâha illallâh, tapi pemuda itu lisannya terkunci.

Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang pemuda sedang menghadapi sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah.
Rasulullah saw bertanya lagi: Apakah Anda murka padanya?
Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 tahun.
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!
Sang ibu berkata: Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.

Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lâilâha illallâh.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lâilâha illallâh.
Rasulullah saw bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi?
Sang pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan, pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah padanya.

Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:

Yâ May yaqbilul yasîr wa ya’fû ‘anil katsîr, iqbal minnil yasîr wa’fu ‘annil katsîr, innaka Antal Ghafûrur Rahîm.

“Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” 1)

Sang pemuda kini dapat mengucapkannya.
Nabi saw bertanya lagi: Sekarang lihatlah, apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih, dan cahayanya meliputi keadaanku. (Bihârul Anwâr 75: 456).

__________
1). Doa ini dikenal sebagai doa Yasîr, doa untuk memperoleh kemudahan saat sakaratul maut.

Senin, 31 Mei 2010

Imam Mahdi AS

Nasrani memperhatikan hal tersebut Masuknya Imam Mahdi as—semoga Allah mempercepat
kehadirannya—ke Baitul Maqdis jelas terjadi setelah adanya pembersihan Baitul Maqdis dari kerusakan dan kebatilan yang dilakukan oleh orang Yahudi dan penguasaan
mereka terhadap Baitul Maqdis. Oleh karena itu, mungkin Imam Mahdi
Manusia
Allah Swt berfirman,
ِ _ ِلاَّ لِيَعْبُدُ _ لْاِنْسَ _ _ لْجِنَّ َ _ مَا خَلَقْتُ _َ
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-
Dzariyat:56)
Ayat al-Quran yang suci ini menunjukkan tentang tujuan tertentu dalam penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah yang sesungguhnya hanya pada Allah Swt.

10 Hal seperti inilah yang kelak terealisasi di bawah naungan pemerintahan Imam Mahdi yang dijanjikan baik berkaitan dengan pribadi maupun sosial dengan bentuk yang sempurna. Hal ini telah kami jelaskan pada paragraf-paragraf sebelumnya. Sayid Syahid Muhammad Shadr mengaitkan sebuah pembahasan keyakinan dan penafsiran yang disandarkan pada ayat ini untuk menetapkan kepastian kemunculan pemerintahan
al-Mahdi yang dijanjikan.
11 Pasalnya, terwujudnya tujuan ini adalah sebuah kepastian dan merupakan
satu kemustahilan berpalingnya makhluk dari tuuan penciptaan. Ayat al-Quran berbicara mengenai bentuk manusia dan terwujudnya penghambaan yang sejati pada tataran pribadi maupun sosial secara umum dalam masyarakat manusia. Hal inilah yang belum terwujud dalam sejarah manusia di atas muka bumi sejak Allah
menurunkan manusia ke bumi ini. Oleh sebab itu, kita hanya dapat mengatakan mengenai
kepastian tewujudnya hal-hal tersebut di masa mendatang di dalam pemerintahan ketuhanan yang membangun masyarakat yang berrtauhid, beramal saleh, hanya menyembah pada Allah semata dan Teladan Abadi.

Pemerintahan ini adalah pemerintahan Imam Mahdi sebagaimana yang ditunjukkan ayat-ayat sebelumnya dan juga dijelaskan oleh berbagai riwayat yang diiwayatkan dari dua jalur.
5. Terhentinya Penolakan Terhadap Agama
Allah Swt berfirman,

[ للهَُّ بِقَوٍْ _ يَأْتِي V ينِهِ فَسَوْ َ " مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ ِ _ مَنُو __ لَّذِينَ َ _ َيُّهَا ( يَا
فِي َ _ لْكَافِرِينَ يُجَاهِدُ _ عَلَى _ َعِزٍَّ ( لْمُؤْمِنِينَ _ لَّةٍ عَلَى S َِ( يُحِبُّونَهُ _ يُحِبُّهُمْ َ
للهَُّ __ َ _ للهَِّ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاُ _ لِكَ فَضْلُ S لَوْمَةَ لَائِمٍ َ لَا يَخَافُو َ _ للهَِّ َ _ سَبِيلِ
سِعٌ عَلِيمٌ __َ

“Wahai orang-orang yang beriman, siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, maka kelak Allah mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah. Bersikap lembut pada orang-orang yang beriman dan bersikap tegas terhadap orangorang kafir, berjuang di jalan Allah, dan tidak takut menghadapi celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang Dia beikan kepada orang yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.” (QS. al-
Maidah:54)
Allamah Thabathaba’i membahas ayat ini dan menafsirkan ayat tersebut melalui ayat-ayat al-Quran lainnya dan menggunakan riwayat untuk membuktikan bahwa ayat tersebut berbicara mengenai masa kemunculan Imam Mahdi as. Adapun yang dimaksud dengan kemurtadan dalam ayat tersebut adalah kemurtadan dari agama yang benar namun
tetap berada di dalam agama Islam secara lahir.
Dengan begitu, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan para pengikut mereka dalam kehidupan di berbagai sisinya sebagaimana yang terjadi saat ini, tergolong di dalamnya. Kemurtadan ini adalah kemurtadan yang dicegah oleh ayat-ayat sebelumnya melalui ayat ini yang berbicara mengenai penyimpangan yang terjadi dalam dunia sebelum kemenangan Imam Mahdi as.

Berdasarkan uraian tersebut, sesungguhnya termasuk bagian dari kekhususan masa pemerintahan Imam Mahdi adalah mencegah kemurtadan dari agama yang benar dan mengikuti orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam tataran kehidupan. Selanjutnya, mengembalikan umat Islam ke jalan yang islami dalam kehidupan di segala sisinya. Hal ini sesuai dengan kekhususan lainnya di masa al-Mahdi yang dibicarakan oleh ayatayat
sebelumnya.
Sejarah Kemunculan Imam Mahdi as Hadis-hadis yang menyebutkan bahwa Imam Mahdi as
muncul pada tahun ganjil dari tahun Hijriah,13 yakni tahun ganjil dan beliau muncul pada hari Jumat.14 Dalam beberapa riwayat lainnya menyebutkan bahwa kemunculan beliau
terjadi pada hari Sabtu tanggal 10 Muharam. 15 Mungkin dapat kita gabungkan di antara kedua sejarah tersebut bahwa kemunculan beliau terjadi pada hari Jumat dan pada hari itu beliau berkhotbah di Masjidil Haram. Kemudian, beliau keluar dari Masjidil Haram menuju Kufah pada hari Sabtu. Tempat Kemunculan Beliau dan Munculnya Revolusi Teladan Abadi

Sejumlah hadis menyebutkan bahwa awal kemunculan beliau terjadi di Madinah al-Munawarrah dan penyebaran gerakan beliau terjadi di Mekkah al- Mukarramah16 di
Masjidil Haram. Saat itu beliau mengumumkan gerakannya dan menyeru untuk hal itu dalam sebuah khotbah yang mengagumkan yang memiliki makna-makna penting.
Khotbah tersebut diriwayatkan dari Imam Baqir dalam sebuah hadis yang panjang tentang kemunculan keturunan beliau, yaitu Al Mahdi as. Dalam bagian hadis tersebut,
Imam Muhammad Baqir berkata,

حَقَّهُ. ` لنَّا ُ __ للهَ َ _ كْعَتَيْنِ ثُمَّ يَنْشُدُ _ َ # فَيُصَلِّيَ عِنْدَُ [ لْمَقَاِ _ a ِ َ _ ثُمَّ يَنْتَهِي
سَلِبَ حَقَّنَا، مَنْ _ للهَ عَلىَ مَنْ ظَلَمْنَا َ _ ِنَّا نَنْتَصِرُ ) ` لنَّا ُ _ : يَأَيُّهَا _ فَيَقُوْ ُ
، [َ" بِآَ ` َلنَّا ِ _ a_ َْ ( فَأَنَا [ِ"َf ِ g مَنْ حَاجَتُنَا _ لَى بِاللهِ َ _ َْ ( للهِ فَإِ َّ _ g يُحَاجِّنَا ِ
مَنْ حَاجَنَا بِمُحَمَّدٍ فَإِنَّا _ هِيْمَ، َ _ بِإِبْرَ ` لنَّا ِ _ aَ _ َْ ( مَنْ حَاجَنَا بِمُحَمَّدٍ فَإِنَّا _َ
مَنْ _ بِالنَّبِيِّيْنَ، َ ` لنَّا ِ _ aَ _ َْ( لنَّبِيِّيْنَ فَأَنَا _ j مَنْ حَاجَنَا ِ _ بِمُحَمَّدٍ ، َ ` لنَّا ِ _ aِ _ َْ(
َشْهَدُ (نَشْهَدُ) ( َنَا ( للهِ، _ m بِكِتَا ِ ` لنَّا ِ _ َ a_ َْ ( للهِ فَنَحْنُ _ m كِتَا ِ g حَاجَنَا ِ
نَا _ يَاِ " َخْرِجْنَا مِنْ ِ __ بُغِيَ عَلَيْنَا َ _ نَا َ " طُرِْ _ ِنَّا ظُلِمْنَا َ ) [ لْيَوَْ _ كُلُّ مُسْلِمِ _َ
كُلَّ مُسْلِمٍ. [ لْيَوَْ _ للهَ _ َنَا نَسْتَنْصِرُ ( َلاَ _ قُهْرِنَا، _ َهْلِيْنَا َ __ لِنَا َ _ َمْوَ __َ

“Kemudian, beliau sampai pada maqam lalu mengerjakan shalat dua rakaat. Lalu beliau memuji Allah dan menyebutkan hak-hak manusia, dan berkata, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kita mengharapkan pertolongan Allah terhadap orang-orang yang telah
menzalimi kita dan merampas hak-hak kita. Siapa yang membandingkan kami untuk bersama Allah sesungguhnya kami lebih berhak bersama Allah.
Siapa yang membandingkan kami dengan Adam, maka sesungguhnya kami adalah manusia yang lebih layak terhadap Adam. Siapa yang membandingkan kami dengan Nuh, maka sesungguhnya kami adalah manusia yang lebih layak terhadap Nuh. Siapa
yang membandingkan kami dengan Ibrahim, maka sesungguhnya kami adalah manusia yang lebih layak terhadap Ibrahim. Siapa yang membandingkan kami dengan Muhammad, maka sesungguhnya kami adalah manusia yang lebih layak terhadap Muhammad. Siapa yang membandingkan kami dengan para nabi, maka sesungguhnya kami adalah manusia yang lebih layak terhadap para nabi. Siapa yang membandingkan kami dengan kitab Allah, maka sesungguhnya kami adalah manusia yang lebih layak terhadap kitab Allah. Aku bersaksi (kami bersaksi) dan orang-orang Muslim pada hari ini menjadi saksi bahwa kami telah dizalimi, dibuang, kami dibenci, kami diusir dari rumah kami, kami dibatasi dari harta-harta kami, dan kami dikekang. Ketahuilah bahwa aku memohon
pertolongan Allah pada hari ini untuk menolong orang orang Muslim.
Dalam sebuah riwayat yang dinukil dari Na’im bin Hammad yang termasuk perawi utama menurut Bukhari, meriwayatkan juga dengan sanadnya dari Imam Muhammad Baqir as tentang khotbah kedua beliau di tempat yang sama namun setelah menunaikan shalat Isya. Dia meriwayatkan dari Imam Muhammad Baqir, beliau berkata,

، ` لنَّا ُ _ َيُّهَا ( للهُ _ كِّرُكُمُ S َُ( : _ بِأَعْلىَ صَوْتِهِ يَقُوْ ُ 6" نَاَ _ لْعِشَاِ _ صَلىَّ _S فَإَِ
_ َنْزَ َ __ َ _ ْلأَنْبِيَاَ _ بَعَثَ _ لْحُجَّةَ َ _ تَّخَذَ _ بِّكُمْ، فَقَدِ _ َ 8 مَقَامِكُمْ بَيْنَ يَدَ َّ _َ
طَاعَةِ _ عَلىَ طَاعَتِهِ َ _ تُحَافِظُوْ َْ (_ بِهِ شَيْئًا َ _ لاَ تُشْرِكُوْ َْ ( َمَرَكُمُ __ ، َ m لْكِتَا َ _
Teladan Abadi
/
299
نًا _ َعْوَ ( _ تَكُوْنُوْ _ ، َ M َمَا َ ( مَا _ تُمِيْتُوْ _ ، َ َ f لْقُرْ _ ُحِيَ ( مَا _ تُحِبُّوْ َ ْ (_ سُوْلِهِ، َ _َ
لَهَا، __َrَ_ هَا َ s نَا فِنَاَ " لدُّنْيَا قَدْ َ _ ، فَإِ َّ 6 لتَّقْوَ _ عَلىَ __ًrْ_َ_ ، َ 6 لْهُد َ _ عَلىَ
لْعَمَل بِكِتَابِهِ، __ سُوْلِهِ، َ _ ََ a ِ__ للهِ، َ _ a ِ َ _ كُمْ _ عُوْ " َْ( t ، فَإِ ِّ uِ _" نْتُ بِالْوََ Sِf_َ
سُنَّتِهِ... _ ِحْيَاِ )_ لْبَاطِلِ، َ _ ِمَاتَةِ )_َ

“…setelah beliau menunaikan shalat Isya, beliau menyeru dengan suara yang lantang dan
berkata, ‘Aku memperingatkan kalian wahai manusia dan mengingatkan kedudukan kalian di sisi Tuhan kalian. Sungguh Allah telah menurunkan hujjah-Nya, mengutus para nabi, dan menurunkan kitabkitab suci. Allah memerintahkan kalian untuk tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, menjaga ketaatan kepada-Nya dan ketaatan kepada Rasul-Nya, menghidupkan sesuatu yang dihidupkan oleh al-Quran dan mematikan apa yang dimatikan al-Quran, memerintahkan kalian untuk menjadi para penolong
atas petunjuk, menjaga ketakwaan. Sesungguhnya dunia adalah rendah, hina, dan akan sirna serta diizinkan dengan perpisahan. Sungguh aku menyeru kalian menuju pada Allah, pada Rasul-Nya, beramal sesuai dengan kitab-Nya, memadamkan kebatilan,
dan menghidupkan sunnah-sunnahnya….
Diam Sejenak Ketika Khotbah Pengumuman Revolusi Dalam khotbah pertama dapat diperhatikan akan adanya penekanan terhadap objek pembicaraan beliau, yaitu para pemeluk seluruh agama langit mengenai revolusi beliau yang mendunia dan agamis. Beliau menggambarkan jalan para nabi seluruhnya dan menyeru pada tujuantujuan
yang tinggi yang diserukan oleh seluruh nabi. Ini hal pertama yang ditekankan.
Hal kedua yang beliau tekankan adalah bahwa beliau merupakan cerminan dari ajaran tsaqalain, beliau adalah cerminan Ahlulbait, pusaka kedua yang tidak pernah
berpisah dari pusaka pertama, al-Quran. Oleh karena itu, mereka adalah manusia yang paling layak terhadap kitab Allah, paling mengetahui atas segala sesuatu yang ada
di dalamnya, dan merupakan tali hidayah bagi manusia menuju cahaya hidayah langit.
Kemudian, hal ketiga yang beliau sampaikan adalah keteraniayaan Ahlulbait as, memaparkan segala bentuk kezaliman dan kejahatan yang menyebabkan kegaiban
washi terakhir mereka—semoga Allah mempercepat kemunculannya. Beliau memaparkan semua itu sebagai penentangan terhadap pemerintah thaghut, penghambaan terhadap penguasa, dan menjabarkan penguasaan mereka terhadap harta-harta manusia, upaya menjauhkan dari beribadah pada Allah, dan mencegah Ahlulbait untuk
menegakkan keadilan Tuhan serta memimpin manusia menuju kebahagiaan.
Selanjutnya, beliau membantu setiap Muslim untuk menentang kezaliman ini yang dengan penentangan
tersebut merupakan kebaikan bagi manusia secara
menyeluruh. Penyerahan segala urusan kepada seseorang
yang mencerminkan metode para nabi, keadilan al-Quran
adalah merealisasikan tujuan-tujuan keadilan Tuhan.
Akan tetapi, beliau—semoga Allah Swt mempercepat
kemunculannya—pertama-tama memohon pertolongan
pada Allah Zat Yang Mahakuasa. Hal ini merupakan sebuah
isyarat kepastian kemenangan revolusi kebaikan beliau.
Beliau adalah al-Mudthar (orang yang dalam kondisi
Teladan Abadi
/
301
terpaksa) yang doanya diijabah oleh Allah, beliau adalah
penutut balas darah manusia yang terbunuh secara keji dan
teraniaya, dan beliau adalah manusia yang dibantu oleh
Allah. Dengan isyarat-isyarat seperti ini, beliau mendorong
manusia untuk membantunya agar mereka berhasil
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, terhindar
dari kesengsaraan dunia dan siksa akhirat melalui tangan
suci beliau.
Memproklamirkan Tujuan-tujuan Revolusi
Adapun khotbah kedua yang beliau sampaikan
seusai shalat Isya menjelaskan tentang tujuan-tujuan
umum revolusi beliau. Tujuan-tujuan itulah yang akan
membantu manusia, mencerminkan sisi lain bantuan
terhadap keteraniayaan Ahlulbait dan ajaran mereka.
Beliau menjelaskan tujuan pertama secara umum yang
beliau gambarkan dengan menegakkan ketauhidan yang
murni yang karena hal itulah para nabi diutus, diturunkan
bagi mereka kitab-kitab suci langit. Tujuan tersebut dapat
terjelma melalui ketaatan pada Allah Swt dan kepada
Rasul-Nya Muhammad saw, menghidupkan segala sesuatu
yang telah dihidupkan dalam al-Quran, menghidupkan
sunnah Rasul, dan memadamkan segala sesuatu yang
telah dipadamkan oleh al-Quran berupa kebatilan, bid’ahbid’ah,
kesyirikan, dan segala bentuk penghambaan yang
hina. Seruan beliau adalah seruan menuju Allah, menuju
ketauhidan, dan menuju pada Rasulullah saw serta beramal
sesuai dengan sunnahnya yang mengantarkan kepada Allah
Swt.
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah permohonan
bantuan beliau terhadap keteraniayaan keluarga kenabian
adalah sebuah ajakan pada sebuah pertolongan menuju
/
302
Imam Mahdi
pada sebuah tujuan dan penjagaan terhadap ketakwaan.
Pengabulan untuk Membantu Beliau dan Berbaiat
padanya
Manusia pertama yang terlintas dan tergambar saat
itu di tempat tersebut, yaitu antara rukn dan maqam yang
akan membaiat dan membantu beliau adalah umat Islam.
Hal tersebut merupakan salah satu sifat penolong beliau.
_ لنُّجَبَاَ _ ، فِيْهِمْ _ َهْلِ بَدٍْ ( _ نِيْف، عِدَُّ _ ثَلاَثَمِائَةِ َ [ لْمَقَاِ __ لرُّكْنِ َ _ فَيُبَايِعُ مَا بَيْنَ
.vِ _ لْعِرَ _ َهْلِ ( مِنْ _ ْلأَخْيَاُ __ َ [ لشَّاِ _ َهْلِ ( مِنْ _َ _ ْلأَبْدَ __ َهْلِ مِصْرٍ ( مِنْ
“Maka berbaiat antara rukn dan maqam 313 orang
sebagian penduduk Badar, di antara mereka ada
pembesar dari Mesir, wakil-wakil dari Syam, dan
orang-orang pilihan dari Irak.”19
Dari sejumlah hadis yang diriwayatkan di berbagai
sumber Ahlusunnah, dapat disimpulkan bahwa kemunculan
beliau dan pembaiatan pada beliau terjadi setelah
perdebatan dan pertentangan di antara kabilah-kabilah
Hijaz. Pada mulanya, beliau menolak untuk menerima
baiat. Beliau berkhotbah pada orang-orang yang hendak
berbaiat dan berkata,
؟# قَدْ سَفَكْتُمُوُ [ٌ" كَمْ َ _ ؟ َ # يْحَكُمْ ! كَمْ عَهْدٌ قَدْ نَقَضْتُمُوُ _ َ
“Celaka kalian! Berapa banyak janji yang
kalian ingkari? Berapa banyak darah yang kalian
tumpahkan?” 20
Teranglah, penolakan ini adalah upaya mengembalikan
perasaan-perasaan para pembaiat mengenai tanggung
jawab, mengikuti baiat, dan tugas penting yang harus
mereka terima. Hal ini serupa dengan apa yang telah
Teladan Abadi
/
303
dilakukan oleh kakek beliau yaitu Imam Ali as ketika
manusia menerima untuk berbaiat kepada beliau setelah
terbunuhnya Utsman.
Dari beberapa hadis lainnya, dapat disimpulkan bahwa
gerakan-gerakan pendukung kemunculan Imam Mahdi as
mendorong mereka untuk berbaiat kepada Imam Mahdi
as. Beliau berada di Mekkah21 kemudian memperbaharui
baiat tersebut.
Sebagian hadis yang lainnya menjelaskan bahwa
sahabat-sahabat khusus Imam Mahdi as berjumlah 313
orang yang mereka berkumpul di Mekkah dengan cara
mukjizat atau dengan cara yang cepat dengan sarana
transportasi yang maju yang dicapai pada masa kehadiran
Imam dan mereka berbaiat. 22
Pergi Menuju Kufah dan Pembersihan Internal
Imam Mahdi as bersama pasukannya bergerak menuju
Kufah sebagai titik tolak pergerakan militer23 setelah
menghentikan fitnah yang ditimbulkan oleh Sufyani dan
al-Khasaf yang mengerahkan pasukan di al-Baida. 24
Beliau mengibarkan bendera Rasulullah saw yang
terpendam di Najaf Kufah.25 Para malaikat yang dulu
membantu kakek beliau Rasulullah saw di peperangan
Badar, kini turun untuk membantu beliau.26 Hadis-hadis
juga menyebutkan bahwa beliau bersama para sahabat dan
tentara beliau menghadapi berbagai kesulitan terutama pada
tahap awal gerakan militer,27 menghadapi peperangan yang
terus berlangsung selama delapan bulan untuk memulihkan
kondisi intern. Hal ini berlangsung selama 20 tahun.28
Di sini, dapat kita perhatikan bahwa perjalanan yang
ditempuh oleh Imam Mahdi adalah perjalanan kakek beliau
/
304
Imam Mahdi
Imam Husain as dalam kebangkitan dan kesyahidan beliau
dari Mekkah menuju Kufah. Kakek beliau, Sayyid asy-
Syuhada Husain as, tertahan tidak bisa sampai ke Kufah,
tetapi kini keturunannya, Imam Mahdi as, mencapai tempat
tersebut. Beliau berhasil merealisasikan tujuan-tujuan
revolusi pada umat Muhammad yang dulu telah diupayakan
oleh kakek beliau Imam Husain as.
Manakala beliau memasuki Kufah, beliau mendapati
tiga panji yang sedang mengalami keguncangan.29 Imam
menyatukan mereka dan mencegah terjadinya keguncangan
dengan dikibarkan bendera Muhammad yang tersimpan.
Imam mencegah keikutsertaan orang-orang munafik
yang tersisa dalam kota dalam peperangan bersama
pasukan beliau yang disifati dalam hadis sebagai pasukan
terbaik.30
Memasuki Baitul Maqdis dan Turunnya Al-Masih
Riwayat-riwayat banyak menjelaskan bahwa beliau
bersama pasukannya memasuki Baitul Maqdis sebagai
peristiwa penting, yaitu turunnya nabi Allah, Isa putra
Maryam, yang dikabarkan kembali dalam nas-nas Injil
selain dari riwayat-riwayat dalam kitab-kitab hadis yang
diriwayatkan oleh para perawi dari kalangan Ahlusunnah
maupun Syi’ah.31 Hadis-hadis juga menceritakan tentang
shalat subuh Nabi Isa di belakang Imam Mahdi as
setelah beliau menolak mengimami shalat. Adapun sebab
penolakan yang beliau lakukan disebabkan shalat tersebut
didirikan karena Imam Mahdi as. Nabi Isa mempersilakan
Imam Mahdi untuk mengimami dan beliau pun shalat di
belakang Imam sebagai isyarat berakhirnya risalah Nabi
Muhammad saw. Hal ini sangat membantu revolusi Imam
Mahdi karena dunia Barat yang mayoritas beragama
Teladan Abadi
/
305
Nasrani memperhatikan hal tersebut.
Masuknya Imam Mahdi as—semoga Allah mempercepat
kehadirannya—ke Baitul Maqdis jelas terjadi setelah adanya
pembersihan Baitul Maqdis dari kerusakan dan kebatilan
yang dilakukan oleh orang Yahudi dan penguasaan
mereka terhadap Baitul Maqdis. Oleh karena itu, mungkin
benar pendapat yang mengatakan bahwa Imam Mahdi
as memasuki Baitul Maqdis setelah dilakukan upaya
pembersihan internal sebagai pengantar untuk menghadapi
musuh di luar Islam seperti Romawi sesuai dengan
ungkapan hadis dan sebagai mukadimah untuk membuka
dunia. Dari sini, dapat kita pahami rahasia shalat Nabi Isa
dan turunnya beliau bersamaan dengan masuknya Imam
Mahdi as ke Baitul Maqdis.
Pembunuhan Dajjal dan Berakhirnya Kekuasaan Budaya
Matrealis
Sesungguhnya sebagian besar hadis-hadis yang
membicarakan tentang turunnya Nabi Isa as juga menyebutkan
tentang kebangkitan beliau untuk menghancurkan salib-salib
dan mengembalikan umat Nasrani dari menuhankannya.32
Kemudian, terjadi pembunuhan terhadap Dajjal—yang
merupakan simbol dari peradaban materialis—di tangan
beliau atau di tangan Imam Mahdi as atau dengan bantuan
salah seorang dari keduanya.
Dengan kembalinya umat Nasrani dari menuhankan
Nabi Isa as dan penyaksian mereka terhadap bantuan yang
beliau berikan kepada washi terakhir dari para pemimpin
Islam yang maksum, maka terbuka lebar pintu-pintu bagi
mereka untuk memeluk agama Islam—mereka termasuk
penduduk bumi terbanyak—dengan mudah. Hasil yang
/
306
Imam Mahdi
ditimbulkan dari hal tersebut adalah Dajjal dapat terbunuh
dengan mudah, menyelesaikan peradaban thaghut, dan
membuka dunia serta mendirikan pemerintahan Islam yang
adil dan mendunia. Dimulailah proses pembangunan dan
reformasi guna mewujudkan tujuan-tujuan para nabi.
Inilah—secara ringkas—kondisi-kondisi pokok bagi
pergerakan Imam Mahdi as setelah kemunculan beliau.
Masing-masing mencakup perincian-perincian yang cukup
banyak yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu.
Oleh karena itu, pembahasan kita lanjutkan—tetap secara
ringkas—tentang kehidupan beliau setelah kemunculannya
di beberapa aspek yang paling menonjol dari kekhususankekhususan
masa tersebut.
Sejarah Imam Mahdi adalah Sejarah Kakek Beliau
Rasulullah saw
Dalam hadis-hadis disebutkan bahwa perjalanan
kehidupan Imam Mahdi as—semoga Allah mempercepat
kehadirannya—berjalan seperti sejarah kehidupan kakek
beliau, Rasulullah saw. Beliau bersabda,
لاَ هُمَا _ ُْ ( هُمَا شَرٌّ مِنْ _ بُعٍِثْتُ بَيْنَ جَاهِلِيَتَيْنِ لِاُخْرَ
“Aku diutus di antara dua masa jahiliah, yang
terakhir lebih berbahaya dari jahiliyah pertama.”
33
Beliau juga menjelaskan kepada umat tentang contohcontoh
bahaya yang lebih besar dari jahiliyah pertama. Oleh
karena itu, Imam Mahdi,
مَا كَا َ [ سَلَّمَ يُهْدُِ _ لِهِ َ f _ للهَُّ عَلَيْهِ َ _ للهَِّ صَلَّ _ _ سُو ُ _ يَصْنَعُ كَمَا يَصْنَعُ َ
لِهِ f _ للهَُّ عَلَيْهِ َ _ للهَِّ صَلَّ _ _ سُو ُ _ َ [ قَبْلَهُ كَمَا هَدََ
Teladan Abadi
/
307
_ جَدِيْدً [ لْاِسْلاَُ _ يَسْتَأْنِفُ _ قَبْلَهُ َ سَلَّمَ مَا كَا َ _َ
“Berbuat sebagaimana yang diperbuat oleh
Rasulullah saw, menghancurkan sesuatu yang
telah berlalu sebagaimana Rasulullah saw
menghancurkan sesuatu sebelumnya. Islam akan
muncul dengan wajah baru.” 34
Nabi Muhammad saw telah membicarakan mengenai
keterasingan Islam setelahnya dan umat Muslim juga
menukil hal tersebut.35
Imam Mahdi as menghancurkan jahiliah bentuk kedua
sebagaimana kakek beliau Rasulullah saw menghancurkan
jahiliah pertama. Islam kembali digandrungi setelah
terasing sebagaimana diawali dengan keterasingan. Akan
tetapi, terdapat perbedaan di antara kedua sejarah tersebut
yang masing-masing dimiliki berdasarkan kekhususankekhususan
yang terjadi di setiap masa. Kondisi masa
inilah yang menimbulkan perbedaan dalam sejarah mereka
berdua. Kita dapat perhatikan hal tersebut dalam sisi
kemiliteran, hukum, pengaturan, agama, dan lain-lain. Oleh
karena itu, tidaklah bertentangan secara hakekat bahwa
sejarah mereka berdua—shalawat dan salam Allah semoga
tercurah untuk mereka—adalah satu.
Menghidupkan Sunnah dan Peninggalan-peninggalan
Nabi
Gerakan reformasi Imam Mahdi ditegakkan dengan
landasan menghidupkan sunnah Nabi Muhammad saw,
menegakkannya yang merupakan tonggak pembangunan
Islam sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw,
لْوَحْيِ _ َنَا عَلَي _ جُلٌ مِنْ عِتْرَتِي يُقَاتِلُ عَلَي سُنَّتِى كَمَا قَاتَلْتُ _ َ
/
308
Imam Mahdi
“Seorang laki-laki dari keluargaku akan berperang
berlandaskan sunnahku sebagaimana aku
berperang berlandaskan wahyu.”36
Beliau juga bersabda,
لاَ يُخْطِئُ 8 َثَرِ ( يَقْفُو
“Dia berdiri di atas sunnahku sehingga ia tidak
salah.”37
Beliau bersabda,
يَعْمَلُ بِسُنَّتِى _ للهَُّ فِيْهِ َ _ ِسْمُهُ كَاِسْمِي يَخْفَظَنِيَ _ جُلٌ مِنِّي _ َ
“Seorang laki-laki dariku, namanya seperti
namaku, Allah menjaganya seperti menjagaku,
dan dia akan beramal dengan sunnahku.”38
Imam Mahdi adalah لنَّبِيَ _ ثَرَ f يُبَيِّنُ “menjelaskan sunnah
nabi.”39 Beliau akan menyeru manusia kepada sunnah
Rasulullah saw. Beliau adalah pembaharu sebagaimana
pembaharu bagi Dunia Islam. Menampakkan ajaran yang
tersembunyi dan disembunyikan. Beliau di namakan al-
Mahdi karena beliau “memberi petunjuk manusia menuju
perkara yang telah tertutupi dan masyarakat banyak tersesat
karena hal itu.”40
Ketegasan dan Kasih Sayang Beliau terhadap Umat
Sesungguhnya sejarah kehidupan Imam Mahdi as
mengenai dirinya dan umatnya mencerminkan gambaran
seorang pemimpin Islam yang idealis yang menjadikan
pemerintahan sebagai sarana untuk berkhidmat pada
manusia dan memberi petunjuk pada mereka. Bukan
menjadi sumber pengumpulan harta benda, sarana
kezaliman, dan perbudakan manusia. Beliau menghidupkan
Teladan Abadi
/
309
gambaran sejati tentang seorang pemimpin Islam yang
telah direalisasikan sebelumnya—apapun namanya—oleh
ayah-ayah beliau dan dari Rasulullah saw serta washinya
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as—shalawat dan
salam semoga tercurah untuk mereka. Adapun Imam
Mahdi terhadap dirinya, “pakaiannya adalah pakaian yang
kasar dan makanannya adalah sya’ir (gandum berkualitas
rendah).” 41 Beliau adalah “peringatan dari Allah, tidak
meletakkan kesulitan di atas kesulitan, tidak menghukum
seseorang dalam wilayahnya (kekuasaannya) dengan
cambukan kecuali sesuai dengan batasan.”42
Beliau terhadap umatnya “penuh cinta dan kasih
sayang.” Beliau disifati sebagai orang yang sangat terkait
dengan orang-orang miskin.43 Beliau memiliki kelapangan
dada sehingga umat mendapatkan beliau sebagai
penyelamat mereka. “Umat mengelilingi beliau bak lebah
mengelilingi ratunya” 44 atau “bak lebah mengelilingi
sarangnya.”45
Sejarah Beliau dalam Memutuskan
Imam Mahdi al Muntazhar as—semoga Allah Swt
mempercepat kemunculannya—adalah figur yang akan
memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah
dipenuhi dengan kezaliman dan kejahatan. Hal ini sesuai
dengan hadis-hadis yang mutawatir. Untuk mewujudkan
tugas penting ini, dibutuhkan pengambilan keputusan
yang tepat. Oleh karena itu, beliau dalam hal ini mengikuti
sejarah hidup kakek beliau, Imam Ali as, yang sangat
tegas dalam menerapkan hak-hak manusia yang terzalimi
dan berupaya mengembalikannya dari para perampas
kendati hak itu sudah berada dalam gigitan geraham atau
telah menjadi sutra sebagai maskawin. Imam Mahdi akan
/
310
Imam Mahdi
mengembalikan hak-hak orang-orang yang terzalimi
meskipun hak itu telah ada dalam genggaman orang
maka Imam akan mengambilnya dan mengembalikan
kepada yang berhak.46 Imam Mahdi menerapkan keadilan
sampai-sampai “orang-orang yang hidup mengharapkan
orang-orang yang mati”47 yakni mereka mengharapkan
orang-orang yang telah meninggal kembali agar mereka
mendapatkan kenikmatan dan kebenaran atas kehadiran
beliau.
Sejumlah hadis yang mulia menyebutkan bahwa
Imam Mahdi as menetapkan hukum dengan hukum Nabi
Sulaiman dan Nabi Daud dalam peradilan, yakni beliau
menghukumi dengan ilmu laduni tanpa membutuhkan
pembuktian. 48 Mungkin hal itu didasari tanggung jawab
beliau untuk menerapkan keadilan yang sesungguhnya
bukan keadilan semu yang terkadang dapat dibuat melalui
pembuktian yang zahir, meskipun bertentangan dengan
keadilan yang sesungguhnya. Inilah kenyataan yang
tersebar dan sejarah Islam dan manusia menyaksikan
hal tersebut. Begitu pula fakta sejarah saat ini banyak
menyaksikan kenyataan-kenyataan seperti itu yang selalu
berpegang pada pembuktian lahiriah yang dapat menutupi
keadilan sebenarnya. Keadilan ditegaskan tetapi hanya
tampilan luarnya saja. Pada akhirnya, hal ini merupakan
salah satu keistimewaan masa beliau dan sesuai dengan
kondisi alamiah secara umum pada masa tersebut.
Kehidupan Beliau di Hadapan Aliran dan Agama-agama
Lain
Imam Mahdi as—semoga Allah mempercepat
kemunculannya—akan melenyapkan segala bentuk
kesyirikan dan menyebarkan ketauhidan yang murni.
Teladan Abadi
/
311
“Tidak tersisa satu bagian pun di muka bumi ini yang
menyembah selain Allah dan hanya Allahlah yang disembah
di muka bumi ini. Beliau menjadikan agama seluruhnya
kembali pada Allah meskipun orang-orang musyrik tidak
menyukainya.”49 Imam Mahdi as menebarkan keimanan
pada seluruh manusia dan mencegah kondisi kemazhaban.
Beliau menyatukan mazhab-mazhab Islam dan Allah
memperbaiki kondisi umat serta menghilangkan perbedaan
di antara aliran-aliran dengan cara menyatukan hati-hati
mereka50 atas dasar Sunnah Nabi yang suci yang telah
disembunyikan atau dihilangkan dari pilar-pilar Islam
yang asli. Imam Mahdi seperti yang disabdakan kakek
beliau Rasulullah saw تي_ ع_ ي_ شر _ __ تي _ ملَّ_ ى _ عل_ __ لنَّا _ م _ ي ق_ _ تي ي _ سنَّ _ ه _ ت_ سنَّ _
“Sunnahnya adalah sunnahku dan dia akan menegakkan
manusia atas dasar ajaran dan syariatku.”51
Dari sebagian riwayat dapat dipahami bahwa Imam
Mahdi as menegakkan agama dengan mengeluarkan
Taurat dan Injil yang tidak mengalami perubahan dalam
sebuah gua di Antoliyah dan berhujjah dengan keduanya
terhadap orang-orang yang Yahudi dan Nasrani. Beliau
akan mengeluarkan perhiasan Baitul Muqadas dan
hidangan Sulaiman dan mengembalikannya ke Baitul
Maqdis.52 Sikap beliau tersebut didukung oleh Nabi Isa
as yang dibutuhkan umat Nasrani di Romawi dan Cina53
saat beliau menolak kesetiaan orang Yahudi dan Nasrani
setelah turunnya beliau. Mereka mendatangi Nabi Isa dan
mengklaim bahwa mereka adalah sahabat-sahabat beliau.
Namun, Nabi Isa menolak mereka dan menjelaskan bahwa
sahabatnya adalah orang-orang Muslim yang tergantung
dalam kelompok al-Mahdi.54
Hal inilah yang menyebabkan orang-orang Nasrani
berpaling dari menuhankan beliau. Nabi Isa as melaksanakan
/
312
Imam Mahdi
kewajiban haji ke Baitul Haram55 dan dimakamkan di
samping makam Rasulullah saw. 56
Sebagian riwayat menyebutkan bahwa Imam Mahdi
mengeluarkan Taurat yang asli dari sebuah gunung di Syam
dan berargumentasi dengan Taurat tersebut di hadapan
orang-orang Yahudi. Sebagian besar mereka menerima.57
Kemudian, Imam Mahdi juga mengeluarkan Tabut penenang
dari Bahirah Thibriyah dan meletakkan di hadapannya dan
diletakkan di Baitul Maqdis. Maka, orang-orang Yahudi
menerimanya dan tidak ada yang menentang kecuali dalam
jumlah yang sedikit.58
Memerangi Ahli Bid’ah dan Menafikan Penyimpangan
Imam Mahdi as—semoga Allah Swt mempercepat
kemunculannya—menghapus segala bentuk penyimpangan
dan memberantas seluruh bid’ah yang telah diwariskan
kepada kaum Muslim sejak berabad-abad lamanya. Bid’ahbid’ah
yang telah menjauhkan umat Islam dari Tsaqalain
dan Sunnah nabi yang murni. Hal ini merupakan tujuan
kemunculan beliau.
كُلَّ m للهَُّ بِهِ بَا َ _ لْفِتَنَ كُلَّهَا يَفْتَحُ _ يُمِيْتُ بِهِ _ كُلَّهَا َ u لْبِدَ َ _ للهَُّ بِهِ _ لِيَمْحُو
كُلَّ بَاطِلٍ m يُغْلِقُ بِهِ بَا َ _ حَقٍّ َ
“Allah Swt menghapus semua bid’ah melaluinya
dan mematikan seluruh fitnah melalui dirinya.
Allah membuka semua pintu kebenaran dan
menutup seluruh pintu kebatilan.”59
Ini adalah hal pertama yang beliau lakukan. Hadishadis
banyak menyebutkan mengenai hal tersebut
seperti penghancuran istana-istana yang dibangun oleh
Bani Umayah di masjid untuk menurunkan imam dari
Teladan Abadi
/
313
para makmumnya.60 Selain itu, beliau mengembalikan
makam Ibrahim ke tempat asalnya61 dan menghancurkan
segala sesuatu yang dibuat-buat di dalam masjid dan
mengembalikannya pada sunnah Islamnya yang pertama
yang merupakan jalan Nabi Muhammad saw.62
Sejarah Pemerintahan Imam Mahdi
Imam Mahdi as—semoga Allah Swt mempercepat
kemunculannya—dalam pemerintahannya memilih
beberapa pembantu yang termasuk sahabat-sahabat terbaik
beliau yang memiliki sifat-sifat yang mulia dan memiliki
tingkatan yang tinggi, keberanian, dan keikhlasan.63
Kendatipun demikian, beliau selalu mengawasi pekerjaanpekerjaan
mereka, metode pelaksanaannya, dan memantau
dengan teliti. Sesungguhnya “tanda al-Mahdi adalah giat
dalam bekerja, dermawan dalam harta dan penuh kasih
sayang terhadap orang-orang miskin.”64
Di masa beliau ئ_ لْمُسِ _ عَلَى m يُتَا ُ _ ِحْسَانِهِ َ _ لْمُحْسِنُ فِي _ "ُ_ يُزَ “Orangorang
yang baik akan menambah kebaikannya dan orangorang
yang jahat bertobat dari kejahatannya.”65
Imam Mahdi as sangat tegas terhadap orang-orang
yang berlebihan terhadap agama dan nilai-nilai suci Islam
dan terhadap orang-orang yang berusaha menyesatkan
manusia. Imam mencegah mereka untuk berbuat hal
seperti itu. Di antara hal-hal yang beliau tegakkan pada
awal kemunculan beliau adalah memotong tangantangan
penutup Ka’bah dan mempermalukan mereka
di hadapan manusia agar tidak tertipu dengan mereka
karena sesungguhnya mereka adalah “pencuri-pencuri
milik Tuhan.”66
/
314
Imam Mahdi
Kehidupan Perjuangan Beliau
Imam Mahdi as—semoga Allah mempercepat
kemunculannya—bangkit dengan pedang. Kemunculan
kebangkitan beliau terjadi setelah sempurnanya hujjah
dan adanya kejelasan kebenaran secara sempurna serta
terbukanya seluruh pintu kebenaran dan tertutupnya pintu
kebatilan. Dalam kebangkitan tersebut, terjadi mukjizatmukjizat
dan karamah-karamah yang menjadi bukti bagi
mereka bahwa beliau mendapat legitimasi dari Tuhan
dan mendapat pertolongan dari para malaikat yang hadir
di perang Badar. Beliau memiliki gamis (pakaian) Nabi
Yusuf, tongkat Nabi Musa, cincin Nabi Sulaiman, dira’u
Rasulullah saw, pedang beliau, dan panji-panji beliau serta
seluruh warisan para nabi. Imam Mahdi as menampakkan
seluruhnya,67 menjelaskan ajaran-ajaran mereka, dan
berusaha mewujudkan tujuan-tujuan ketuhanan mereka
serta menegakkan keadilan langit. Dengan penjelasanpenjelasan
seperti itu, tidak ada seorang pun yang
bertahan pada kebatilan kecuali para penyimpang dan
pembuat kerusakan yang tidak mengharapkan apa pun
kecuali kerusakan, gangguan, dan kezaliman. Imam Mahdi
diwajibkan menyucikan semua itu dari pemerintahan beliau.
Karena itu, dapat kita saksikan kehidupan perjuangan beliau
yang tegas dan tidak kenal kompromi terhadap orang-orang
yang zalim dan menyimpang. Imam tidak akan menyisakan
mereka untuk tinggal di bumi dan tidak memberikan
kesempatan pada mereka untuk berbuat kerusakan.
Sesungguhnya hadis-hadis yang mulia menjelaskan
bahwa Imam Mahdi al-Muntazhar—semoga Allah Swt
mempercepat kemunculannya—berjalan sesuai dengan
perjalanan kakek-kakek beliau, yaitu Rasulullah saw dan
washinya, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib—shalawat
Teladan Abadi
/
315
Allah untuk mereka berdua dan keluarga mereka—dalam
memerangi para penyimpang dan para pembuat kerusakan.
Beliau tidak memulai peperangan kecuali kebenaran yang
sesungguhnya dan agama yang suci telah beliau paparkan
pada mereka68 dan berhujjah terhadap mereka dengan
sesuatu yang mereka yakini. Upaya beliau tersebut dapat
kita saksikan dengan mengeluarkan Taurat dan Injil. Hal
ini merupakan masalah lain yang sangat penting dalam
kehidupan perjuangan beliau.
Dari beberapa riwayat, dapat disimpulkan bahwa dalam
perjalanan perjuangan, beliau melakukan pembersihan
internal, yaitu upaya pemurnian dunia Islam dari
penyimpangan sebelum memulai perjuangan melawan
pihak asing. Beliau mencegah gerakan Sufyani, masuknya
upaya pemandulan Islam, penakwilan orang-orang bodoh
dan Nawashib yang menentang dan tersesat.69 Untuk tujuan
tersebut beliau menunda peperangan terhadap Romawi
sebelum menghadapi perlawanan orang-orang Yahudi
kemudian Romawi, pembunuhan Dajjal, dan membuka
dunia seluruhnya. Bahkan, beliau sengaja sebelum memulai
upaya pembersihan internal, beliau mengatur barisan
pasukan beliau, membantu mempersiapkan panglimapanglima
militer yang mumpuni, mengikat mereka dengan
keutamaan-keutamaan, menghilangkan kerendahan
dan kelemahan para penolongnya, menguatkan hati
mereka,70 memenuhinya dengan keimanan yang sejati,
dengan keimanan itulah mereka berjuang, menguji dan
mempersiapkan mereka71 sehingga mereka dapat bergerak
untuk merealisasikan tugas-tugas penting reformasi dunia
dengan tentara keyakinan yang kuat dan solid yang dihiasi
dengan kesiapan berperang dan kekuatan spiritual yang
dibutuhkan.
/
316
Imam Mahdi
Kehidupan Imam Mahdi dari Sisi Materi
Imam Mahdi as—semoga Allah Swt mempercepat
kemunculannya—mempersiapkan satu sistem “kesetaraan
dalam pemberian”72 yang pernah dilaksanakan di masa
Rasulullah saw kemudian diubah dan diganti oleh orangorang
setelah beliau. Sebagai gantinya, mereka mengubah
dengan tolok ukur-tolok ukur yang baru berdasarkan
keutamaan dan tingkatan kasta. Begitu pula beliau
berpegang teguh terhadap upaya yang telah dilakukan oleh
kakek beliau, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, yang
mengembalikan sistem kesetaraan tersebut dan diikuti putra
beliau Imam Hasan as selama bulan-bulan kepemimpinan.
Setelah terbunuhnya kedua pemimpin tersebut, maka
sistem kesetaraan lenyap. Mulailah pemerintahan Bani
Umayah mengumpulkan harta-harta umat Islam dan
mengaitkan pemberian dari baitul mal sesuai dengan
kepentingan politik mereka. Mereka mengubah sistem
kesetaraan menjadi sistem suap yang mencoba menarik
para pembantu mereka dalam kebatilan dengan sistem
tersebut atau membeli sebagian lainnya untuk diam dari
kebenaran.
Imam Mahdi al-Muntazhar menjadikan baitul mal
sebagai bagian yang sama di kalangan umat Islam tanpa
ada perbedaan atau pengistimewaan. Seluruh umat Islam
memiliki hak yang sama untuk dapat memanfaatkan salah
satu nikmat Tuhan ini dan bantuan yang bermanfaat dari
harta orang banyak. Imam menerapkan salah satu sisi
keadilan Nabi Muhammad saw yang harus beliau tegakkan.
Hadis-hadis menjelaskan bahwa beliau melarang pemberian
upeti sesuai dengan nas yang menyatakan,
لْقَطَائِعُ فَلاَ قَطَائِعَ _ ِضْمَحَلَّتْ _ قَائِمُنَا [ قَاَ _S َِ)
Teladan Abadi
/
317
“Jika Al Qaim dari keluarga kami bangkit, maka
upeti-upeti akan terhapus dan tidak ada lagi
upeti.”
Yang dimaksudkan dengan upeti adalah pemberian
tanah-tanah garapan pertanian atau lain-lainnya dari
kekayaan dan hasil bumi kepada pemerintah agar bisa dekat
dengan mereka. Kondisi ini tampak jelas terjadi setelah
wafat Rasulullah saw khususnya pada masa khalifah ketiga
dan lebih khusus lagi pada masa dinasti Bani Umayah.
Beberapa hadis banyak membicarakan tentang
sejumlah pemberian Imam Mahdi as yang diungkapkan
sebagai satu tanda istimewa bagi beliau. Beliau _ و_ ث ح_ "_ ا_ لم _ ثو _ ح _ ي
“penebar harta benda” ketika ada seseorang yang meminta
kepada beliau. Hal ini merupakan isyarat kedermawanan
beliau dan melimpahnya keberkahan serta kebaikan
pada masa beliau. Kendatipun demikian, hal itu juga
menerangkan satu poin penting lainnya dalam kehidupan
perekonomian beliau, yaitu memperkaya manusia dari
sesuatu yang dibutuhkan, menyejahterakan kehidupan
mereka yang memungkinkan bagi mereka untuk taat
beribadah dan melakukan perbaikan diri maupun sosial.
Berdasarkan penjelasan di atas, sesungguhnya sisi
materi terkait dengan tugas penting beliau dalam perbaikan
dan membangun masyarakat bertauhid yang murni dalam
penghambaan pada Allah Swt. Yang dimaksudkan dari itu
semua adalah memenuhi kebutuhan dan menghapus segala
akibat yang ditimbulkan dari kekurangan.
Gambaran Umum Pemerintahan Imam Mahdi Menurut
Nas Syariat
Pada kali ini, kita sampai pada akhir pembahasan yang
/
318
Imam Mahdi
dalam hal ini kami akan menyampaikan secara ringkas
gambaran yang disampaikan nas-nas syariat mengenai
pemerintahan Imam Mahdi as.
Pemerintahan Imam Mahdi as berdiri untuk mencegah
krisis yang sangat lama yang terjadi pada kehidupan
manusia dan mencegah kezaliman dan kejahatan yang
telah memenuhi bumi sebagai hasil dari pemerintahan
thaghut yang didasari oleh hawa nafsu dan syahwat serta
materialisme. Hal itu dapat terwujud setelah penantian yang
cukup lama saat kemunculan Imam Mahdi as. Disebutkan
dalam hadis
مَانَهُ r َ َ _َ" َْ_ لْاُمَّةِ فَطُوبَى لِمِنْ _ للهَُّ عَنِ _ € يُفَرِّ ُ
“Allah Swt melapangkan umat maka beruntunglah
orang-orang yang menjumpai masanya.” 73
Allah Swt mewujudkan umat Muslim bagi manusia
secara keseluruhan, mewujudkan kebutuhan-kebutuhan
fitrah yang suci dan menghapus kesyirikan serta
membentuk sebuah masyarakat bertauhid, menyembah
Allah Swt, memerintahkan pada kebaikan dan mencegah
kemungkaran; selain itu, Dia juga membentuk masyarakat
yang selalu bersegera menuju pada kebaikan pada sesuatu
yang membantunya menuju pada kesempurnaan dan
peningkatan spiritual.
Bumi mengeluarkan keberkahan begitu pula langit. Apa
pun yang dihasilkan manusia tidak hanya kekayaan materi
tetapi juga pengayaan. Dalam sebuah hadis disebutkan
يَسَعَهُمْ عَدْلَهُ _ لِهِ غِنًى َ f _ للهَُّ عَلَيْهِ َ _ ُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّ _ m للهَُّ قُلُو َ _ يَمْلَأُ
“Allah Swt memenuhi hati umat Muhammad
saw dengan kekayaan dan berupaya mencapai
Teladan Abadi
/
319
keadilan.”74
Yakni membebaskan mereka dari dampak buruk
yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan materi yang
terbatas. Imam Mahdi as yang membebaskan umat Islam
dari kehinaan mengikuti kesesatan dan penyimpangan
sebagaimana yang dijelaskan nas hadis
َعْنَاقِكُمْ _ عَنْ v لرِ ِّ _ _ُّ S ِ € بِهِ يَخْرُ ُ _َ
“…melalui beliau kehinaan akan terlepas dari
leher mereka.”75
Masyarakat dibebaskan dari kehinaan kehidupan
kebinatangan dan ketundukan terhadap keburukan hawa
nafsu kemudian dibukakan pintu-pintu kesempurnaan bagi
manusia, tangga-tangga pencapaian spiritual. Pada masa
itu, terjadi perkembangan pemikiran spiritualitas yang
tinggi seperti yang digambarkan oleh Imam Muhammad
Baqir as yang berkata,
_ فَجُمِعَ بِهَا عُقُولُهُمْ َ " لْعِبَاِ _ `ٍ _sُ_ عَلَى ُ # للهَُّ يَدَُ _ ضَعَ _ قَائِمُنَا َ [ قَاَ _S َِ)
َحَلاَمُهُمْ ( كَمُلَتْ بِهِ
“Jika al-Qaim dari keluarga kami bangkit, Allah
Swt meletakkan tangannya di atas kepala-kepala
hamba-Nya maka akal-akal mereka tergabung
dan dengan beliau moralitas mereka mencapai
kesempurnaan.”76 Hal yang membantu terwujudnya
kondisi tersebut—selain faktor penting dan pokok
seperti yang telah disebutkan—adanya faktor kedua
berupa perkembangan yang mereka saksikan pada
masa itu.
Hal ini diisyaratkan oleh Imam Ja’far Shadiq as
berikut,
/
320
Imam Mahdi
هِمْ _ َبْصَاِ (_ َسْمَاعِهِمْ َ ( j جَلَّ لِشِيْعَتِنَا ِ _ للهُ عَزَّ َ _ مَدَّ [ قَاَ _S َِ) قَائِمَنَا َِّ )
َ _ يَنْظُرُ ْ _ َ لْقَائِمِ بَرِيْدٌ؛ يُكَلِّمُهُمْ فَيَسْمَعُوْ َ _ بَيْنَ _ بَيْنَهُمْ َ لاَ يَكُوْ َ . حَ َّ
مَكَانِهِ. g هُوَ ِ _ ِلَيْهِ َ )
“Sesungguhnya al-Qaim dari kami jika beliau
bangkit, Allah Swt membantu Syi’ah kami dalam
pendengaran dan penglihatan mereka sehingga
tidak terjadi jarak antara mereka dan al-Qaim.
Ketika al-Qaim berbicara pada mereka, mereka
mendengarkannya dan menyaksikan beliau sementara
al-Qaim tetap berada di tempatnya.”77
Mungkin hal itu terjadi melalui sarana gaib yang
melalui sarana tersebut mereka mampu berhubungan
dengan Imam sesuai tingkatan spiritual yang mereka miliki.
Kendati hal itu telah menjadi sebuah kemungkinan pada
tingkatan yang terbatas di masa sekarang, seperti melalui
sarana komunikasi yang berkembang saat ini. Akan tetapi,
yang ditekankan—berdasarkan hadis—bahwa banyak
hakikat dan masalah-masalah gaib tampak pada masa
pemerintahan Imam Mahdi as. Hal itu mendorong sejumlah
besar orang mukmin untuk mencapai tingkatan tertinggi
dari pengenalan terhadap rahasia-rahasia kegaiban dan
ilmu kitab, melampaui sebab-sebab dan aturan alamiah
serta masih banyak lagi fenomena yang pada hari ini kita
sebut sebagai mukjizat yang luar biasa.78
Dengan dipenuhinya seluruh aspek penyempurnaan
materi dan spiritual, pemerintahan Imam Mahdi membangun
sebuah masyarakat yang bertauhid yang menyembah Allah
Swr dengan keikhlasan. Karena itu, jalinan keterkaitan
keimanan semakin erat dan dikuatkan dengan adanya
bara’ah (berlepas diri) dari لْمُؤْمِنُ _ ثَقُ مِنْهُ بِأَخِيْهِ _ َْ( بِالرَّهْنِ كَا َ ، “orangTeladan
Abadi
/
321
orang yang lebih kuat jalinan hubungannya pada ternak
dibanding saudara seimannya” seperti بًا _ لْمُؤْمِنِ ِ _ لْمُؤْمِنِ عَلىَ _ بْحُ _ ِ
“mengambil keuntungan atas orang mukmin adalah riba.”79
Bahkan pada masa itu, aktivitas perdagangan merupakan
ibadah yang murni hanya untuk Allah Swt karena aktifitas
itu dilakukan dengan tujuan berkhidmat kepada hamba
Allah.
Imam Ali as berkata dalam sebuah hadis mengenai
sifat menyeluruh pemerintah Imam Mahdi as. Imam Ali
berkata,
َهْلِ ( عَلىَ # يَظْهَرَُ _ بِأَيآتِهِ َ # يَنْصُرُُ _ َ #ُ_ َنْصَاَ ( يَعْصِمُ _ للهُ بِمَلاَئِكَتِهِ َ _ # يُؤَيُّدُُ
__ نُوًْ _ قِسْطًا َ _ عَدْلاً َ Fَ _ ْلأَْ _ يَمْلَأُ _ كَرْهًا، َ _ طَوْعًا َ _ يُدِيْنُوْ . حَ َّ Fِ _ ْلأَْ _
لاَ _ مِنَ َ f ِلاَّ _ لاَ يَبْقىَ كَافِرٌ . طُوْلَهَا حَ َّ _ َ " لْبِلاَِ _ F بُرْهَانًا، يُدِيْنُ لَهُ عَرَ َ _َ
بَرَكَاتِهَا Fُ _ ْلأَْ _ € تَخْرُ ُ _ َ u لسِّبَا َ _ مُلْكِهِ g يَصْطَلِحُ ِ _ ِلاَّ صَلَحَ َ _ طَالِحٌ
بَعِيْنَ _ َْ( لْخَافِقِيْنَ _ ، يَمْلِكُ مَا بَيْنَ r لْكُنُوُْ _ تَظْهَرُ لَهُ _ بَرَكَتِهَا َ _ لسَّمَاَ _ _ تَنْزِ ُ _َ
يَسْمَعُ كَلاَمَهُ. _ َيَّامَهُ َ _ َ _َ" َْ_ لِمَنْ . عَامًا فَطُوْ َ
“Allah Swt membantunya dengan malaikatmalaikat-
Nya, menjaga para penolongnya. Allah
menolong imam dengan tanda-tanda-Nya,
menampakkannya pada penduduk bumi sehingga
mereka mengikutinya baik dengan sukarela maupun
terpaksa. Beliau memenuhi bumi dengan keadilan,
cahaya, dan bukti nyata. Dia memaparkan agama
pada seluruh negeri sehingga tidak ada seorang kafir
yang tersisa kecuali dia beriman, tidak ada penjahat
kecuali menjadi manusia yang baik, binatangbinatang
buas jadi jinah, bumi mengeluarkan
berkahnya, langit pun menurunkan berkahnya.
Nampak baginya al-kanuz, beliau berkuasa di antara
/
322
Imam Mahdi
dua kecemasan selama 40 tahun maka beruntunglah
orang-orang yang menjumpai hari-harinya dan
mendengar ucapannya.”80
Jelaslah, dalam naungan pemerintahan Imam Mahdi
as—semoga Allah mempercepat kehadirannya—tampak
bagi para penghuni alam semesta bahwa kebaikan manusia
dan penyempurnaannya dari sisi materi maupun spiritual
hanya dapat terwujud dalam naungan risalah langit,
melalui tangan-tangan kekasih Allah yang maksum. Hal
itu akan diwujudkan oleh Allah Swt melalui tangan suci
kekasih Allah terakhir, pemimpin terakhir dari dua belas
pemimpin, yaitu Imam Mahdi yang dijanjikan Allah kepada
umat sebagaimana yang disampaikan oleh kakek beliau,
Rasulullah saw, dalam sebuah sabdanya,
_ لسَّمَاِ _ سَاكِنُ _ َ Fِ _ لْاَْ _ لِذَلِكَ يَرْضَى عَنْهُ سَاكِنُ _َ
“Oleh karena itu, penduduk bumi dan penghuni
langit meridhainya.”81
PENCERAHAN DARI WARISAN IMAM
MAHDI
Ucapan Beliau tentang Tauhid dan Menghapus Sikap
Berlebihan
Beliau berkata,
، لأَنَّهُ لَيْسَ بِجِسْمٍ vَ _rَ_ ْلأَْ _ قَسَّمَ _ َ [ ْلأَجْسَاَ _ خَلَقَ 8 لَّذِ ْ _ هُوَ a للهَ تَعَا َ _ َِّ )
ْلأَئِمَّةُ _ َمَّا (_ لْعَلِيْمُ، َ _ لسَّمِيْعُ _ هُوَ _ جِسْمٍ، لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ َ g ِ _ لاَ حَا ٍّ _َ
ِيْجَابًا لِمَسْأَلَتِهِمْ ) vُ r يَسْأَلُوْنَهُ فَيُرَْ _ فَيُخْلَقُ َ a للهَ تَعَا َ _ فِإَنَّهُمْ يَسْأَلُوْ َ
ِعْظَامًا لِحَقِّهِمْ. )_َ
Teladan Abadi
/
323
“Sesungguhnya Allah Swt adalah Zat Yang
Menciptakan jasad, membagi-bagikan rezeki,
sesungguhnya Dia tidaklah berjasad dan juga
bukan kondisi dalam jasad. Tidak ada sesuatu
yang menyerupai-Nya dan Dia Maha Mendengar
dan Maha Mengetahui. Adapun para imam
sesungguhnya mereka memohon kepada Allah Swt
kemudian diciptakan lalu memohon pada-Nya lalu
diberi rezeki sebagai jawaban atas permohonan
mereka dan pengagungan atas hak mereka.”82
Sebab Penciptaan dan Pengutusan Para Nabi Serta
Penentuan Para Washi
Beliau berkata,
، بَلْ 6 َهْمَلَهُمْ سُدً ( لاَ _ لَمْ يَخْلُقِ عَبَثًا، َ a للهَ تَعَا َ _ َِّ ) للهُ، _ يَرْحَمُكَ _ يَا هَذَ
ِلَيْهِمُ ) َلْبَابًا، ثُمَّ بَعَثَ (_ قُلُوْبًا َ _ َ __ َبْصَاً (_ َسْمَاعًا َ ( جَعَلَ لَهُمْ _ تِهِ َ _ خَلَقَهُمْ بِقُدَْ
،ْ مَعْصِيَتِهِ، u يَنْهَوْنَهُمْ َ _ نَهُمْ بِطَاعَتِهِ َ _ يْنَ، يَأْمُرُ ْ _ مُنْذِِ _ لنَّبِيِّيْنَ مُبَشِّرِيْنَ َ _
بَعَثَ _ عَلَيْهِمْ كِتَابًا َ _ َنْزَ َ (_ يْنِهِمْ، َ "ِ_ َمْرِ خَالِقِهِمْ َ ( مِنْ # يُعَرِّفُوْنَهُمْ مَا جَهِلُوُْ _َ
جَعَلَهُ 8 لَّذِ _ ِلَيْهِمْ بِالْفَضْلِ ) بَيْنَ مَنْ بُعِثُهُمْ _ ِلَيْهِمْ مَلاَئِكَةً، يَأْتِيْنَ بَيْنَهُمْ َ )
M ْلآيَا ِ __ َ _ لْبَاهِرَِ _ هِيْنَ _ لْبَرَ __ َ _ لظَّاهِرَِ _ لدَّلاَئِلِ _ تَاهُمْ مِنَ f مَا _ لَهُمْ عَلَيْهِمْ، َ
مِنْهُمْ _ خَلِيْلاً، َ #ُ_ تَّخَذُْ __ سَلاَمًا، َ _ َ _" عَلَيْهِ بَرًْ _ لنَّاَ _ لْغَالِبَةِ، فَمِنْهُمْ مَنْ جَعَلَ _
مِنْهُمْ مَنْ _ للهِ،u1614 َ _ ِ S بِإِْ . ْلأَبْرَ َ __ ْلأَكْمَهَ َ _ َ ( َبْرَ (_ للهِ، َ _ ِ S لْمَوْتىَ بِإِْ _ . َحْ َ ( مَنْ
للهُ عَلَيْهِ _ صَلىَّ _ تِيَ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ ثُمَّ بَعَثَ مُحَمَّدً _ ُْ (_ لطَّيْرِ َ _ عَلَّمَهُ مِنْطِقَ
` لنَّا ِ _ a ِ َ _ سَلَهُ _ َْ(_ ،َ #ُ_ َنْبِيَاَ ( خَتَمَ بِهِ _ تَمَّمَ بِهِ نِعْمَتَهُ، َ _ حْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، َ _ لِهِ َ f_َ
عَلاَمَاتِهِ مَا بَيَّنَ، ثُمَّ _ يَاتِهِ َ f بَيَّنَ مِنْ _ َظْهَرَ، َ ( َظْهَرَ مِنْ صِدْقِهِ مَا (_ كَافَّةً، َ
aَ _ ِ # ْلأَمْرَ بَعْدَُ _ جَعَلَ _ ، َ _ سَعِيْدً _ فَقِيْدً _ لِهِ حَمِيْدً f_ للهُ عَلَيْهِ َ _ قَبَضَهُ صَلىَّ
/
324
Imam Mahdi
مِنْ _ صِيَاِ _ ْلأَْ _ a ِ َ ) َبِيْ طَالِبِ ، ثُمَّ ( ثِهِ عَلِيِّ _ِ__َ_ صِيِّهِ َ _َ_ بْنِ عَمَّهِ َ __ َخِيْهِ َ (
جَعَلَ بَيْنَهُمْ _ ، َ #ُ_ َتَمَّ بِهِمْ نُوَْ (_ يْنَهُ، َ " َحْيَى بِهِمْ ِ ( ، _ حِدً __ َ _ حِدً __ َ # لْدِِ _ُ
بِهِ V حَامِهِمْ فُرْقَانًا نَبِيًّا يُعْرَ ُ _ َْ( 8_ِS نَيْنَ مِنْ َ " نَيْنَ فَاْلأَْ " ْلأَْ __ بَنِي عَمِّهِمْ َ _َ
، m لذُّنُوْ ِ _ عَصَمَهُمْ مِنَ ، بِأَ َّ [ لْمَأْمُوِْ _ مِنْ [ ْلإِمَاُ __ ، َ € لْمَحْجُوْ ِ _ لْحَجَّةُ مِنَ _
جَعَلَهُمْ _ للَّبَسِ، َ _ نَزَّهَهُمْ مِنَ _ لدَّنَسِ، َ _ طَهَّرَهُمْ مِنَ _ ، َ m لْعُيُوْ ِ _ َهُمْ مِنَ ( بَرَّ _َ
لَوْ _ َيَّدَهُمْ بِالدَّلاَئِلِ، َ (_ ، َ # مَوْضِعَ سِرَُّ _ حِكْمَتِهِ، َ uَ " مُسْتَوَْ _ عِلْمِهِ، َ َ _ خُزَّ
َحَدٍ، ( جَلَّ كُلُّ _ للهِ عَزَّ َ _ َمْرَ _ عىَ " لاََّ _ ، َ _ٍ_ عَلىَ سَوَ ` لنَّا ُ _ لِكَ لَكَا َ S لاَ َ
لْجَاهِلِ. _ لْعَالِمُ مِنَ _ لاَ _ لْبَاطِلِ، َ _ لْحَقُّ مِنَ _ V لَمَّا عُرِ َ _َ
“Wahai Fulan, semoga Allah Swt merahmatimu,
sesungguhnya Allah Swt tidak menciptakan
makhluk-Nya dengan sia-sia, tidak membiarkannya
begitu saja. Akan tetapi, Allah menciptakan
mereka dengan kekuasaan-Nya, memberikan
kepada mereka pendengaran, penglihatan, hati,
dan akal. Kemudian, Allah utus pada mereka para
nabi sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, memerintahkan mereka untuk taat
kepada-Nya, mencegah mereka bermaksiat
kepada-Nya, mengajarkan mereka sesuatu yang
mereka tidak ketahui dari penciptaan mereka dan
agama mereka. Allah menurunkan pada mereka
kitab-kitab, mengutus pada mereka para malaikat
yang menjumpai mereka dan orang-orang yang
diutus kepada mereka dengan keutamaan yang
Allah Swt berikan kepada mereka sebagai bukti
pada manusia. Allah Swt memberi mereka sesuatu
yang merupakan bukti yang nyata, argumentasi
yang jelas, dan tanda-tanda yang sangat bernilai.
Teladan Abadi
/
325
Di antara mereka (para nabi), Allah merubah api
menjadi dingin dan sejuk, dijadikan kekasih-Nya.
Di antara mereka, ada yang diajak berbicara dalam
satu pembicaraan, Allah mengubah tongkatnya
menjadi ular yang nyata. Di antara mereka, ada
yang menghidupkan orang mati dengan izin
Allah, menyembuhkan kusta dan lepra dengan
izin Allah. Di antara mereka, mengetahui bahasa
burung, diberikan segala sesuatu. Kemudian,
Allah mengutus Muhammad saw sebagai rahmat
bagi seluruh alam, menyempurnakan nikmat-
Nya, mengakhiri para utusan-Nya, dan beliau
diutus bagi seluruh manusia, menampakkan
dari kebenaran-Nya sesuatu yang ditampakkan,
menjelaskan ayat-ayat-Nya dan tanda-tanda-Nya
sesuatu yang perlu dijelaskan. Kemudian, Allah
Swt memanggilnya dengan penuh pujian sebagai
sebuah kehilangan dan merupakan kebahagiaan.
Kemudian, perkara setelah beliau diserahkan
kepada saudaranya, anak pamannya, washinya,
dan pewaris dirinya, yaitu Ali bin Abi Thalib as.
Kemudian, pada para washi dari putra-putranya
satu demi satu. Mereka menghidupkan agama-Nya,
menyempurnakan cahaya-Nya, dan menjadikan
antara mereka dan saudara-saudara mereka
dari keturunan paman mereka dan seterusnya
sebagai pemisah yang nyata. Dengan ini diketahui
bukti dan sesuatu yang dibuktikan, imam dan
makmum. Allah menjaga mereka dari dosa,
melindungi mereka dari segala cela, menyucikan
mereka dari kehinaan, membersihkan mereka
dari segala kerendahan. Allah menjadikan sebagai
/
326
Imam Mahdi
gudang ilmu-Nya, tempat penitipan hikmah-Nya,
penjaga rahasia-Nya. Allah menguatkan mereka
dengan bukti-bukti. Andaikan tidak demikian,
maka sesungguhnya manusia sama. Setiap orang
mengklaim diperintah oleh Allah Swt dan tidak
diketahui antara hak dan kebatilan serta tidak
dapat dibedakan antara orang yang mengetahui
dan yang tidak mengetahui.”83
Kedudukan Para Imam
Imam Mahdi as berkata,
g للهِ ِ _ _ خُلَفَاُ _ َئِمَّةٌ، َ (_ للهِ َ _ _َ_ ِنَّا قُدَْ ) _ تَقُوْلُوْ َ ْ ( لَكُمْ _ يَجِبُ عَلَيْكُمْ َ 8 َلَّذِ ْ _
[َ_ لْحَرَ (_ َ _ لْحَلاَ َ _ V ، نَعْرِ ُ #ِ" بِلاَِ g حُجَجُهُ ِ _ عَلىَ خَلْقِهِ، َ #ُ_ ُمَنَاُ __ ضِهِ َ _ َْ(
.m لْخِطَا ِ _ فَضْلَ _ َ m لْكِتَا ِ _ يْلَ _ تَأِْ V نَعْرِ ُ _َ
“Yang diwajibkan atas kalian dan bagi kalian
hendaknya mengatakan, ‘Sesungguhnya kami
adalah figur dan pemimpin dari Allah, khalifah Allah
di atas muka bumi, pengaman-pengaman-Nya atas
ciptaan-Nya, bukti-bukti Allah di negeri-Nya. Kami
mengetahui yang halal dan yang haram, mengetahui
takwil al-Quran dan fashlul khitab.’” 84
Sistem Imamah dan Bumi Tidak Pernah Kosong dari
Hujjah
Dalam risalah beliau kepada wakil khusus beliau yaitu
al-Amri dan putranya, beliau berkata,
ِنْتَهَى ) َسْعَدَكُمَا بِمَرْضَاتِهِ، (_ يْنِهِ، َ " ثَبَّتَكُمَا عَلىَ ِ _ للهُ لِطَاعَتِهِ، َ _ فَّقَكُمَا _َ
تِهِ مَنْ لَقِيَ، _ مُنَاظَرَ _ َ _ لْمُخْتَاِ _ ُخْبِرُكُمَا عَنِ ( لْمَيْثَمَي _ ََّ ( كَرْتُمَا S ِلَيْنَا مَا َ )
Teladan Abadi
/
327
فَهِمْتُ جَمِيْعَ _ َ # ِيَّاُ ) تَصْدِيْقِهِ _ حْتِجَاجُهُ بِأَنَّهُ لاَ خُلْفَ غَيْرُ جَعْفَرِبْنِ عَلِيِّ َ __َ
لْعَمِيَ بَعْدَ _ بِاللهِ مِنَ S َعُوُْ ( َنَا (_ َصْحَابُكُمَا عَنْهُ، َ ( _ مَا كَتَبْتُمَا بِهِ مِمَّا قَا َ
M يَا ِ " مُرِْ _ ، َ _ ْلأَعْمَا ِ _ M مِنْ مُوْبِقَا ِ _ ، َ 6 لْهُدَ _ لضَّلاَلَةِ بَعْدَ _ مِنَ _ ، َ _ لْجَلاَِ _
_ يَقُولُو َ ْ ( _ يُتْرَكُو َ ْ ( ` لنَّا ُ _ َحَسِبَ ( ، ._ : _ جَلَّ يَقُوْ ُ _ لْفِتَنِ، فَإِنَّهُ عَزَّ َ _
، _ لْحِيْرَِ _ j ِ َ _ْ "ُ" يَتَرََّ _ لْفِتْنَةِ، َ _ g ِ . كَيْفَ يَتَسَاقُطُوْ َ هُمْ لَا يُفْتَنُو َ _ مَنَّا َ __َ
لْحَقَّ، _ __ عَانِدُ ْ [ َْ( ،_ تَابُوْ _ْ_ [ َِ( يْنَهُمْ، " ِ _ قُوْ _ شِمَالاً، فَاْ _ نَهُ يَمِيْنًا َ _ يَأْخُذُ ْ _َ
_ َْ( لصَّحِيْحَةُ، _ _ ْلأَخْبَاُ __ صَةُ َ " لصَّاِ _ M يَا ُ __ لرَِّ _ بِهِ Mْ _ مَا جَاَ _ جَهِلُوْ [ َْ(
ِمَّا ) مِنْ حُجَّةٍ _ لاَ تَخْلُوْ Fَ _ ْلأَْ _ ََّ ( ، مَا يَعْلَمُوْ َ _ لِكَ فَتَنَاسُوْ S َ _ عَلِمُوْ
.__ ِمَّا مغُموً )_ َ _ ظَاهِرً
َفْضَى ( َ ْ ( a ِ َ ) حِدٍ __ بَعْدَ َ _ حِدً __ َئِمَّتِهِمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ َ ( [ نْتِظَاَ _ _ لَمْ يَعْلَمُوْ _ ََ(
[ مَقَاَ [ ْلحَسَنُ بْنُ عَلِيُّ فَقَاَ _ لْمَاضِي يَعْنِي _ a ِ َ ) جَلَّ _ للهِ عَزَّ َ _ ْلأَمْرُ بِأَمْرِ _
شِهَابًا _ سَاطِعًا، َ __ نُوًْ _ طَرِيْقِ مُسْتَقِيْمٍ، كَانُوْ a ِ َ )_ لْحَقِّ َ _ a ِ َ ) 8 بَائِهِ يَهْدِ f
فَمَضَى عَلىَ # جَلَّ لَهُ مَا عِنْدَُ _ للهُ عَزَّ َ _ _ حْتَاَ _ ، ثُمَّ _ هِرً (r َ _ قَمَرً _ لاَمِعًا، َ
a ِ َ ) صَى بِهَا _ َْ ( صِيَّةٍ _َ_ ، َ # لنَّعْلِ عَلىَ عَهْدٍ عَهَدَُ _ _ بَائِهِ حَذَْ f € مِنْهَا ِ
_ َخْفَى مَكَانَهُ بِمَشِيْئَةٍ لِلْقَضَاِ (_ غَايَةٍ، َ a ِ) # جَلَّ بِأَمْرِِ _ للهُ عَزَّ َ _ # صِيٍّ سَتَرَُ _َ
للهُ عَزَّ _ َ S َِ( لَوْ قَدْ _ لَنَا فَضْلُهُ، َ _ فِيْنَا مَوْضِعُهُ، َ _ لنَّافِذِ، َ _ _ لْقَدَِ (_ لسَّابِقِ َ _
هُمْ __ بِهِ مِنْ حُكْمِهِ لَأََ 6 عَنْهُ مَا قَدْ جَرَ _ ََ _r ََ(_ جَلَّ فِيْمَا قَدْ مَنَعَهُ عَنْهُ َ _َ
عَنْ لأبَا َ _ ضَحَ عَلاَمَةٍ، َ _ َْ (_ لاَلَةٍ، َ " َبْيَنَ َ (_ بِأَحْسَنِ حِلْيَةٍ، َ _ لْحَقَّ ظَاهِرً _
" تُهُ لاَ تُرَُّ "َ(_ َِ)_ جَلَّ لاَ تُغَالِبُ َ _ للهُ عَزَّ َ _ _َ_ َقْدَ ( لَكِنَّ _ بِحُجَّتِهِ، َ [ قَاَ _ نَفْسِهِ َ
َصْلِهِمُ ( عَلىَ _ لْيُقِيْمُوْ _ ، َ 6 لْهَوَ _ u ِتِّبَا َ _ عَنْهُمْ _ تَوْفِيْقُهُ لاَ يُسْبِقُ، فَلْيَدْعُوْ _َ
_ لاَ يَكْشِفُوْ _ ، َ _ عَمَّا سُتِرَ عَنْهُمْ فَيَأْثَمُوْ ( لاَ يَبْحَثُوْ _ عَلَيْهِ، َ _ كَانُوْ 8 لَّذِ _
لِكَ S َ _ فِيْنَا، لاَ يَقُوْ ُ _ ْلحقََّ مَعَنَا َ _ ََّ ( _ لْيَعْلَمُوْ _ ، َ _ جَلَّ فَيَنْدِمُوْ _ للهِ عَزَّ َ _ سِتْرَ
/
328
Imam Mahdi
__ ، فَلْيَقْتَصِرُ ْ 8 غَوِ ٌّ _ ِلاَّ ضَا ٌّ ) لاَ يَدَّعِيْهِغَيْرُنَا _ مُفْتَرٍ، َ mٌ _ ِلاَّ كَذَّ ) نَا _ سِوَ
َ _ْ " لِكَ بِالتَّعْرِيْضِ ُ S مِنْ َ _ يَقْ،َعُوْ _ لتَّفْسِيْرِ، َ _ َ _ْ " لْجُمْلَةِ ُ _ # عَلىَ هَذِِ
لله. _ _ شَاَ ِ ْ ) لتَّصْرِيْحِ _
“Semoga Allah Swt memberi taufik kepada kalian
berdua untuk taat kepada-Nya, memantapkan kalian
dalam agama-Nya dan membahagiakan kalian dengan
keridhaan-Nya. Telah sampai kepada kami apa yang
kalian sebutkan bahwa Maitsam memberitahukan
kalian berdua mengenai Mukhtar dan perdebatannya
bersama orang yang dia jumpai serta pembuktiannya
bahwa tidak ada pengganti (imam) selain Ja’far bin Ali
dan dia pun membenarkannya. Aku memahami apa
yang kalian tulis tentang ucapan sahabat-sahabat
kalian mengenai dirinya. Aku berlindung pada Allah
dari kebutaan setelah kejelasan, dari kesesatan setelah
petunjuk, dan aku berlindung dari segala perbuatan
buruk, kejahatan fitnah. Sungguh Allah Swt berfirman,
‘Alif lam mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka
ditinggalkan begitu saja lalu berkata, ‘Kami beriman.’
sementara mereka belum diuji.’85 Bagaimana mereka
bisa terjerumus dalam fitnah, meragukan dalam
kebingungan, mencari pegangan ke kanan dan ke kiri,
meninggalkan agama mereka, apakah karena mereka
ragu, ataukah menolak kebenaran, apakah mereka
tidak mengetahui riwayat-riwayat yang benar dan
hadis-hadis yang sahih, ataukah mereka mengetahui
semua itu namun mereka melupakannya, tidakkah
mereka mengetahui bahwa bumi tidak pernah kosong
dari hujjah baik yang tampak maupun tersembunyi.
“Apakah mereka tidak mengetahui kepemimpinan
Teladan Abadi
/
329
pemimpin-pemimpin mereka setelah nabi mereka satu
demi satu sehingga perkara tersebut dikembalikan
kepada Allah setelah berlalu Hasan bin Ali as.
Kemudian, menduduki kedudukan ayah-ayahnya,
memberi petunjuk kepada kebenaran dan jalan
yang lurus. Mereka adalah cahaya yang terang
benderang, kilat yang berkilau, purnama yang
bersinar. Kemudian, Allah memilih bagi-Nya sesuatu
yang ada di sisi-Nya, maka dia pun berjalan di atas
tuntunan-tuntunan ayah-ayahnya sebagai pasangan
atas janji yang dijanjikan, wasiat yang diwasiatkan
kepada washinya. Lalu Allah menutupinya dengan
tujuan menyembunyikan tempatnya dengan qadha
yang telah berlalu dan qadar yang tetap. Kamilah
tempat-Nya, dan pada kami keutamaan-Nya.
Andaikan Allah Swt mengizinkan pada sesuatu yang
sebelumnya dilarang, menghapus sesuatu yang
terjadi dari hikmah-Nya, maka kalian akan melihat
kebenaran tampak dalam bentuk mulianya, jelas
pembuktiannya, terlihat tanda-tandanya. Dia enggan
untuk hal itu namun tetap berhujjah dengannya.
Sungguh kekuasaan Allah tidak terkalahkan,
kehendak-Nya tidak bisa ditolak, taufik-Nya tidak
dapat didahului. Apa yang mereka serukan tidak
lain adalah mengikuti hawa nafsu. Mereka hendak
menegakkan keaslian mereka yang sebelumnya ada
pada mereka, tidak membahas apa yang tertutupi
dari mereka, lalu mereka berbuat dosa. Rahasia
Allah tidak akan disingkap oleh mereka sehingga
mereka menyesal. Saat itu, mereka mengetahui
bahwa kebenaran bersama kami dan ada pada kami.
Tidak mengatakan hal itu selain kami kecuali para
/
330
Imam Mahdi
pembohong dan tidak mengklaim hal itu selain kami
kecuali penyesat. Mereka memotong perkataan kami
tanpa menafsirkannya, mencukupkan diri mereka
hanya dengan memaparkan tanpa menjelaskan.
Insya Allah.”86
Ketakwaan pada Allah dan Keselamatan dari Fitnah
Imam Mahdi as dalam risalah kedua beliau kepada
Syekh Mufid yang merupakan salah satu risalah yang
dikeluarkan oleh beliau pada masa kegaiban panjang.
Beliau menulis,
[ قَوٍْ ` تُقَابِلَ لِذَلِكَ فِتْنَةً تَسْبُلُ نُفُوْ َ َْ ( [ لَّتِي لاَ تَنَاُ _ للهُ بِعَيْنِهِ _ فَلْتَكُنْ حَرَسَكَ
يَحْزُ ُ _ ، َ لْمُؤْمِنُوْ َ _ يَبْتَهِجُ لَدَمَّرَهَا _ لْمُبْطِلِيْنَ َ _ m حَرَثَتْ بَاطِلاً لاسْتَرْهَا ِ
لْمُعَظَّمِ مِنْ _ [ للَّوْثَةِ بِالْحَرَِ _ # يَةُ حَرَكَتِنَا مِنْ هَذِِ f_ ، َ لْمُجْرِمُوْ َ _ لَذَلِكَ
ْلإِيْمَا ِ _ َهْلَ ( # ، يَعْمَدُ بِكَيْدِِ [ لْمُحَرَِّ _ [ جْسٍ مُنَافِقٍ مُذَمِّمٍ، مُسْتَحِلٍّ لِلدَِّ _َ
حِفْظِهِمْ _ِ__َ_ ، لأَنَّنَا مِنْ َ ِ __ لْعُدَْ __ لظُّلْمِ لَهُمْ َ _ لاَ يَبْلُغُ بِذَلِكَ غَرَضَهُ مِنَ _َ
، فَلْتَطْمَئِنَّ بِذَلِكَ _ لسَّمَاِ __ َ Fِ _ ْلأَْ _ لاَ يُحْجَبُ عَنْ مَلِكِ 8 لَّّذِ _ _ بِالدُّعَاِ
، m لْخُطُوْ ُ _ عَتْهُمْ بِهِمُ __ َ ِ ْ )_ بِالْكِفَايَةِ مِنْهُ، َ _ لْيَثَّقُوْ _ ، َ m لْقُلُوْ ُ _ لِيَائِنَا _ َْ ( مِنْ
لْمَنْهِيَّ _ _ جْتَنَبُوْ _ لَهُمْ مَا _ حَمِيْدًَ للهِ سُبْحَانَهُ تَكُوْ ُ _ لْعَاقِبَةُ بِجَمِيْلِ صُنْعِ (_َ
.m لذُّنُوْ ِ _ عَنْهُ مِنَ
للهُ _  َيَّدَ َ ( لظَّالِمِيْنَ _ لْمُجَاهِدُ فِيْنَا _ لْمُخْلِصُ _ لْوَلِيُّ _ َيُّهَا ( ِلَيْكَ ) نَحْنُ نُعَهِّدُ _َ
بَّهُ مِنْ _ تَّقَى َ _ َنَّهُ مَنِ ( لصَّالِحِيْنَ، _ لِيَائِنَا _ َْ ( لسَّلَفَ مِنْ _ َيَّدَ بِهِ ( 8 لَّذِ _ # بِنَصْرِِ
لْفِتْنَةِ _ مِنًا مِنَ f مُسْتَحِقَّيْهِ، كَا َ a ِ َ ) مِمَّا عَلَيْهِ € َخْرَ َ (_ لدِّيْنِ َ _ j نِكَ ِ _ ِخْوَ )
للهُ مِنْ _ #ُ_ َعَاَ ( مَنْ بَخِلَ مِنْهُمْ بِمَا _ لْمُضِلَّةِ َ _ لْمُظْلِمَةِ _ مِحَنِهَا _ لْمُبْطِلَةِ، َ _
خِرَتِهِ، f_ َ # لاَُ _ بِذَلِكَ لاُْ _ خَاسِرً بِصَلَّتِهِ، فَإِنَّهُ يَكُوْ ُ # َمَرَُ ( نِعْمَتِهِ عَلىَ مَنْ
Teladan Abadi
/
331
_ لْوَفَاِ _ j ِ m لْقُلُوْ ِ _ مِنَ u ِجْتِمَا ٍ _ للهُ لِطَاعَتِهِ عَلىَ _ فَّقَهُمُ _ َشْيَاعَنَا َ ( ََّ ( لَوْ _َ
لْيُمْنُ بِلِقَائِنَا... _ بِالْعَهْدِ عَلَيْهِمْ لَمَا تَأَخَّرَ عَنْهُمُ
“Hendaknya Allah menjagamu dengan kedua
mata-Nya yang tidak pernah tidur, ketika kamu
menghadapi fitnah yang mencaci maki jiwa-jiwa suatu
kaum yang menginginkan kebatilan dan penghancuran
orang-orang yang berbuat kebatilan dan orangorang
mukmin berusaha menghancurkannya, para
pendosa merasa sedih dengan hal itu. Tanda gerakan
kami dari pengotoran ini adalah sebuah peristiwa di
Masjidil Haram yang agung dari noda orang-orang
munafik dan pendosa. Orang-orang menghalalkan
darah yang diharamkan untuk ditumpahkan, mereka
mendiamkan tipu daya mereka terhadap orang-orang
beriman. Namun, tujuan mereka berupa kezaliman
dan permusuhan terhadap orang beriman tidak
pernah tercapai. Karena kami menolong mereka dari
balik (di belakang) mereka dengan doa yang tidak
terhalangi dari Zat pemilik bumi dan langit. Hati para
kekasih kami tetap tenang dengan kondisi itu, mereka
memiliki pegangan yang cukup menghadapi hal itu,
kendati fitnah tertuju pada mereka. Akibat sesuatu
merupakan ciptaan Tuhan semuanya menjadi pujian
bagi mereka dan orang-orang yang dicegah dari dosa
mereka tidak menjauh dari hal itu.
“Kami berjanji padamu wahai kekasih yang ikhlas
dan penuh perjuangan pada kami, untuk menjagamu
dari orang-orang zalim. Allah menguatkanmu dengan
pertolongan-Nya sebagaimana Allah menguatkan
para kekasih-Nya yang saleh di masa terdahulu.
Sesungguhnya siap yang bertakwa dari saudara/
332
Imam Mahdi
saudaramu seagama dan mengeluarkan sesuatu
yang menjadi kewajibannya pada orang-orang yang
berhak, maka dia terselamatkan dari fitnah yang
menyesatkan, sisi-sisi gelap kezaliman. Siapa yang
bakhil (pelit) di antara mereka atas nikmat yang
Allah titipkan kepadanya terhadap orang-orang yang
hendaknya dihubungkan, maka dia sengsara karena
hal itu baik di dunia maupun di akhirat. Andaikan
syi’ah-syi’ah kami—semoga Allah memberi taufik
pada mereka untuk taat kepada-Nya—bersatu hati
mereka untuk memenuhi janji atas mereka, maka janji
perjumpaan dengan kami tidak akan lama….”87
Penjagaan Beliau terhadap Orang Muslim
Imam Mahdi as berkata,
مَعْرِفَتِنَا _ كُمْ َ _ َخْبَاِ ( عَنَّا شَيْئٌ مِنْ m لاَ يَعْزُ ُ _ فَإِنَّا نُحِيْطُ عِلْمًا بِأَنْبَائِكُمْ َ
لصَّالِحُ عَنْهُ _ لسَّلَفُ _ مَا كَأ َ a ِ َ _ َصَابَكُمْ مُذْ جَنَحَ كَثِيْرٌ مِنْكُمْ ( 8 لَّذِ _ _ بِالذُّ ِّ
. هِمْ كَأَنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْ َ _ ظُهُوِْ _َ__َ_ َ S لْمَأْخُوَْ _ لْعَهْدَ _ __ نَبَذُ ْ _ شَاسِعًا، َ
_ لِكَ لَنَزَ َ S لَوْ لاَ َ _ لاَ نَاسِيْنَ لِذِكْرِكُمْ، َ _ عَاتِكُمْ، َ _ ِنَّا غَيْرُ مُهْمِلِيْنَ لِمُرَ )
نا _ ظَاهِرُ ْ _ للهَ جَلَّ جَلاَلَهُ َ _ _ فَاتَّفَقُوْ _ُ_ ْلأَعْدَ _ صْطَلَمَكُمُ __ . َ _ُ__ لَّلأَ _ بِكُمُ
َجَلُهُ ( َنَافَتْ عَلَيْكُمْ يَهْلِكُ فِيْهَا مَنْ حُمَّ ( ِنْتِيَاشِكُمْ مِنْ فِتْنَةٍ قَدْ _ عَلىَ
مُبَاثَّتِكُمْ _ حَرَكَتِنَا َ Vِ _ْr لِأُُ _ٌ_ َمَاَ ( هِيَ _ َمَلَهُ، َ ( َ _َ" َْ( يُحْمَى عَنْهَا مَنْ _َ
. لْمُشْرِكُوْ َ _ # لَوْ كَرَِ _ َ #ِ_ للهُ مُتِمُّ نُوِْ __ نَهْيِنَا، َ _ بِأَمْرِنَا َ
…Sesungguhnya kami memiliki pengetahuan
tentang berita-berita kalian. Tidak terlewati sesuatu
apa pun dari kami tentang kabar kalian. Pengetahuan
kami berkenaan dengan kehinaan yang menimpa
kalian telah kami miliki sejak banyak orang condong
Teladan Abadi
/
333
pada kalian sampai salaf shalih (orang-orang
terdahulu) jauh sebelumnya. Mereka melakukan
perjanjian di balik punggung mereka seakan-akan
mereka tidak mengetahuinya.
“Sesungguhnya kami tidak penah lalai untuk
menjaga kalian, tidak pula lupa untuk mengingat
kalian. Andaikan tidak demikian, maka turun pada
kalian panji-panji dan para musuh menyerah pada
kalian. Oleh karena itu, bertakwalah pada Allah Swt dan
kehadiran kami mengeluarkan kalian dari fitnah yang
telah menyesakkan kalian, menghancurkan siapa yang
tiba ajalnya dan dilindungi siapa yang mendapatkan
harapannya. Sesungguhnya fitnah itu memerintahkan
untuk menghentikan gerakan kami, membuat kalian
tidak peduli terhadap perintah dan larangan kami.
Sesungguhnya Allah Zat yang menyempurnakan
cahaya-Nya, meskipun orang-orang musyrik tidak
menyukainya.”88
Persiapan yang Terus Menerus untuk Kemunculan
Imam Mahdi as berkata,
يَتَجَنَّبُ مَا يُدْنِيْهِ _ بِهِ مِنْ مَحَبَّتِنَا، َ m مِنْكُمْ بِمَا يَقْرُ ُ _ٍ6 مْرِ _ فَلْيَعْمَلْ كُلُّ
لاَ _ ،ْفَعُهُ تَوْبَةٌ َ M حِيْنَ لاَ َ _ٌ_ َمْرَنَا بَغْتَةٌ فُجَاَ ( سَخَطِنَا فَإِ َّ _ هَتِنَا َ _ مِنْ كَرَ
يَلْطُفُ لَكُمْ _ لرُّشْدَ، َ _ للهُ يُلْهِمُكُمُ __ عَلىَ حَوْبَةٍ َ [ يُنْجِيْهِ مِنْ عِقَابِنَا نَدٌَ
لتَّوْثِيْقِ بِرَحْمَتِهِ _ gِ
“Hendaknya setiap orang di antara kalian berbuat
sesuatu yang mendekatkan kecintaan kepada kami,
menjauhkan diri dari hal-hal yang kami tidak sukai
dan kami benci. Sesungguhnya perkara kami adalah
/
334
Imam Mahdi
perkara yang mendadak saat tobat tidak lagi berguna
dan penyesalan tidak dapat menyelamatkannya dari
azab kami. Sungguh Allah telah mengilhamkan pada
kalian perkembangan dan lemah lembut terhadap
kalian dengan memberikan taufik dan rahmat-Nya
pada kalian.”89
Contoh-contoh Jawaban Ringkas Beliau
Di antara jawaban ringkas beliau atas pertanyaan
Ishaq bin Ya’qub adalah sebagai berikut,
َهْلِ ( مِنْ . لْمُنْكِرِيْنَ ِ _ َمْرِ ( ثَبَّتَكَ مِنْ _ للهُ َ _  شَدَ َ _ َْ( َمَّا مَا سَأَلَتْ عَنْهُ (
مَنْ _ بَةٌ، َ _ َحَدٍ قَرَ ( بَيْنَ _ جَلَّ َ _ للهِ عَزَّ َ _ َنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ ( بَنِي عَمِّنَا فَأعْلَمْ _ بَيْتِنَا َ
# لَدِِ _َ_ َمَّا سَبِيْلُ عَمِّي جَعْفَرَ َ ( ، . بْنُ نُوْ ِ _ سِيْلُهُ سَبِيْلُ _ َنْكَرَنِي فَلَيْسَ مِنِّي َ (
يُوْسُف. _ ِخْوََ ) فَسَبِيْلُ
_ مَنْ شَاَ _ فَلْيَصِلْ َ _ ، فَمَنْ شَاَ __ ِلاَّ لِتَطْهَرُ ْ _ لُكُمْ فَمَا نَقْبَلُهَا _ َمْوَ _ َمَّا (_َ
... لْوَقَّاتُوْ َ _ m كَذِ َ _ َ # كْرُُ S ِ a للهِ تَعَا َ _ a ِ َ _ فَإِنَّهُ € لْفَرَ ِ _ _ َمَّا ظُهُوَْ (_ فَلْيَقْطَعُ..َ
_ لدُّعَاَ _ __ َكْثِرُ ْ (_ طَهَرَ...َ _ َ m ِلاَّ لِمَا طَا َ _ عِنْدَنَا _ صَلْتَنَا بِهِ فَلاَ قَبُوْ َ _ َمَّا مَا َ (_َ
لِكَ فَرَجَكُمْ... S فِي َ فَإِ َّ € لْفَرَ ِ _ بِتَعْجِيْلِ
“Adapun hal yang Anda tanyakan, semoga Allah
memberimu petunjuk dan memantapkan dirimu
dari hal pengingkaran terhadapku dari keluarga
kami, anak dari paman kami. Ketahuilah, tidak ada
kedekatan antara Allah dan seseorang. Siapa yang
mengingkariku, bukanlah termasuk golonganku.
Jalan yang dia tempuh adalah jalan putra Nuh.
Adapun jalan pamanku Ja’far dan putranya, adalah
jalan saudara-saudara Yusuf …
Teladan Abadi
/
335
“Adapun harta-harta kalian, kami tidak
menerimanya kecuali untuk kalian sucikan, siapa
yang ingin menghubunginya atau memutusnya
silahkan…Adapun kemunculan al-faraj (kelapangan),
sesungguhnya hal itu kembali pada Allah Swt.
Pembohong orang yang menetapkan waktu…
Adapun sesuatu yang kalian sampaikan pada kami,
hal itu tidak kami terima kecuali untuk sesuatu yang
baik dan suci… perbanyaklah doa untuk memohon
disegerakan al-faraj. Sesungguhnya pada masalah
tersebut terdapat kelapangan kalian….”90
Contoh-contoh Doa dan Ziarah Beliau
Salah satu doa beliau untuk orang-orang mukmin
secara umum adalah sebagai berikut,
لْبَحْرِ، تَفَضَّلَ عَلىَ __ لْبَرِّ َ _ g ِ  عَا َ " بِحَقِّ مَنْ َ _ ، َ  ِلَهي بِحَقِّ مَنْ نَاجَا َ )
لْمُؤْمِنِيْنَ _ _ َحْيَاِ ( عَلىَ _ لصِّحَّةِ، َ __ َ _ بِالشِّفَاِ M لْمُؤْمِنَا ِ __ لْمُؤْمِنِيْنَ َ _ _ِ_ فُقَرَ
M لْمُؤْمِنَا ِ __ لْمُؤْمِنِيْنَ َ _ Mِ _ َمْوَ ( عَلىَ _ مَة، َ _ لْكَرَ __ بِاللُّطْفِ َ M لْمُؤْمِنَا ِ (_َ
طَانِهِمْ _ َْ ( a ِ َ _ " بِالرَِّّ M لْمُؤْمِنَا ِ __ لْمُؤْمِنِيْنَ َ _ عَلىَ غُرَبَاِ _ لرَّحْمَةِ، َ __ َ _ بِالْمَغْفِرَِ
َجْمَعِيْنَ. ( لِهِ f_ سَالِمِيْنَ غَانِمِيْنَ، بِمُحَمَّدٍ َ
“Ya Allah, dengan hak orang-orang yang
bermunajat kepada-Mu, dengan hak orang-orang
yang berdoa kepada-Mu di daratan maupun di
lautan, berikan kekayaan dan kecukupan pada
orang-orang mukmin laki-laki dan wanita yang
fakir. Berikan kesehatan dan kesembuhan bagi
orang-orang mukmin laki-laki dan wanita yang
sedang sakit. Karuniakan bagi orang-orang
mukmin laki-laki dan wanita yang masih hidup,
/
336
Imam Mahdi
kasih sayang dan kemuliaan. Limpahkan kepada
orang-orang mukmin laki-laki dan wanita yang
sudah meninggal, pengampunan dan rahmat-Mu.
Kasihanilah orang-orang mukmin laki-laki dan
wanita yang terasing, dengan mengembalikan
mereka ke tempat asal mereka dengan penuh
keselamatan dan mendapatkan kekayaan. Dan
dengan keutamaan Muhammad saw dan seluruh
keluarganya.”91
Di antara doa beliau ketika membaca doa qunut adalah
sebagai berikut,
، __s كَيْفَ شَاُ _ قْتَهُمْ كَيْفَ شِئْتَ َ rَ_َ_ خَلَقْتَ بِهِ َ 8 لَّّذِ _ َسْأَلُكَ بِاسْمِكَ (_َ
َ _" حِيْنَ نَاَ . بِهِ نُوْ ٌ  عَا َ " بِمَا َ  عُوْ َ " َْ( للَّيَالِي __ َ [ ْلأَيَّاُ _ # يَا مَنْ لاَ يُغَيِّرُُ
هِيْمُ خَلِيْلُكَ _ ِبْرَ _  عَا َ " بِمَا َ  عُوْ َ " َْ(_ َهْلَكَتْ قَوْمَهُ، َ (_ مَنْ مَعَهُ َ _ فَأَنْجَيْتَهُ َ
 عَا َ " بِمَا َ  عُوْ َ " َْ(_ سَلاَمًا، َ _ َ _" عَلَيْهِ بَرًْ _ لنَّاَ _ جَعَلْتَ _ فَأَنْجَيْتَهُ َ َ _" حِيْنَ نَاَ
ئِيْلَ، _ ِسْرَ ) بَنِي _ لْبَحْرَ فَأَنْجَيْتَهُ َ _ فَفَلَقْتَ لَهُ َ _" بِهِ مُوْسَى كَلِيْمُكَ حِيْنَ نَاَ
حُكَ _ْ _ بِهِ عِيْسَى ُ  عَا َ " بِمَا َ  عُو َ " َْ(_ ْليَمِّ، َ _ قَوْمَهُ فِي _ َ َغْرَقْتَ فِرْعَوْ َ (_َ
بِهِ  عَا َ " بِمَا َ  عُوْ َ " َْ(_ فَعْتَهُ، َ _ ِلَيْكَ َ )_ ئِهِ َ _ َعْدَ ( ، فََنَجَّيْتَهُ مِنْ َ _" حِيْنَ نَاَ
مِنَ _ لِهِ، فَاسْتَجَبْتَ لَهُ َ f_ للهُ عَلَيْهِ َ _ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلىَّ _ صَفِيُّكَ َ _ حَبِيْبُكَ َ
_S َِ) 8 لَّذِ _ َسْأَلُكَ بِاسْمِكَ (_ ئِكَ نَصَرْتَهُ، َ _ َعْدَ ( عَلىَ _ نَجَّيْتَهُ، َ mِ _ ْلأَحْزَ _
بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا، . َحَا َ ( ْلأَمْرُ، يَا مَنْ __ ْلخَلْقُ َ _ َجَبْتَ، يَا مَنْ لَهُ ( عِيْتَ بِهِ "ُ
لاَ تَتَشَابَهُ _ للَّيَالِيُّ، َ __ َ [ ْلأَيَّاُ _ # ، يَا مَنْ لاَ تُغَيِّرُُ _" َحْصَى كُلَّ شَيْئٍ عَدًَ ( يَا مَنْ
لْمُلِحِّيْنَ. _ . ِلْحَا ُ _ لاَ يُبْرِمُهُ _ ، َ M للُّغَا ُ _ لاَ تَخْفَى عَلَيْهِ _ ، َ Mُ _ ْلأَصْوَ _ عَلَيْهِ
مُحَمَّدٍ خَيْرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ، فَصَلِّ _ِ f_ تُصَلِّيَ عَلىَ مُحَمَّدٍ َ َ ْ ( َسْأَلُكَ (
لَّذِيْنَ _ لْمُرْسَلِيْنَ __ لنَّبِيِّيْنَ َ _ صَلَّ عَلىَ جَمِيْعِ _ تِكَ، َ _ عَلَيْهِمْ بِأَفْضَلِ صَلَوَ
Teladan Abadi
/
337
َ " صَلِّ عَلىَ عِبَاِ _ ثِيْقِ بِالطَّاعَةِ، َ _ لْمَوَ _ لَكَ __ عْقَدُ ْ _ ، َ 6 لْهُدَ _ عَنْكَ _ بَلَّغُوْ
َجْمَعْ لِي (_ عَدْتَنِي، َ _ َنْجِزْلِي مَا َ ( " لْمِيْعَاَ _ لصَّالِحِيْنَ، يَا مَنْ لاَ يُخْلِفُ _
لاَ _ سُوْلِكَ، َ _ ُ _ َعْدَِ (_ ئِكَ َ _ َعْدَ ( نْصُرْنِي عَلىَ __ صَبِّرْهُمْ، َ _ َصْحَابِي، َ (
َسِيْرٌ بَيْنَ يَدَيْكَ، ( َمَتِكَ، ( بْنُ _ ،  بْنُ عَبْدِ َ __ َ  عْوَتِي، فَإِنِّي عَبْدُ َ " تُخَيِّبْ َ
َ _ْ " تَفَضَّلْتَ بِهِ عَلَيَّ ُ _ ، َ [ لْمَقَاِ _ _ مَنَنْتَ عَلَيَّ بِهَذَ 8 لَّذِ _ َنْتَ ( 8 سَيِّدِ
r تُنزَِْ َ ْ (_ مُحَمَّدٍ، َ _ِ f_ تُصَلَّيَ عَلىَ مُحَمَّدٍ َ َ ْ ( َسْأَلُكَ ( كَثِيْرٍ مِنْ خَلْقِكَ،
َنْتَ عَلىَ (_ ، َ " لْمِيْعَاَ _ لاَ تُخْلِفُ _ ، َ vُ " لصَّاِ _ َنْتَ ( ِنَّكَ ) عَدْتَنِي، _ لِي مَا َ
كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
“Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu
yang dengannya Engkau ciptakan makhluk-Mu,
Engkau beri rezeki sesuai kehendak-Mu dan sesuai
keinginan mereka. Wahai Zat yang hari-hari dan
malam-malam tidak mengubah-Nya, aku berdoa
kepada-Mu dengan doa yang disampaikan oleh
Nuh ketika dia berdoa kepada-Mu, kemudian Kau
selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya
dan Kau hancurkan kaumnya. Aku memohon
kepada-Mu dengan permohonan yang disampaikan
kekasih-Mu Ibrahim ketika dia memohon kepada-
Mu kemudian Kau selamatkan dia, Kau jadikan
api dingin dan sejuk kepadanya. Aku memohon
kepada-Mu dengan permohonan yang disampaikan
Musa al-Kalim saat dia memohon kepada-Mu dan
Kaubelah lautan sehingga dia selamat dan begitu
pula Bani Israil. Kau tenggelamkan Firaun dan
kaumnya di tengah-tengahnya. Aku memohon
kepada-Mu dengan permohonan yang disampaikan
Isa ruh-Mu saat dia memohon kepada-Mu dan
/
338
Imam Mahdi
kau selamatkan dia dari musuh-musuhnya dan
mengangkatnya kembali kepada-Mu. Aku memohon
kepada-Mu dengan permohonan yang disampaikan
kekasih-Mu, manusia pilihan-Mu, dan nabi-Mu
Muhammad saw, kemudian Kau mengabulkannya
dan menyelamatkannya dari Ahzab (kelompokkelompok
orang kafir), menolongnya dari musuhmusuh-
Mu.
’’Aku memohon kepada-Mu dengan nama yang
jika Engkau diseru dengan nama tersebut,
maka Engkau mengabulkannya. Wahai Zat yang
memiliki segala penciptaan dan pemilik perkara,
wahai Zat Yang meliputi segala sesuatu dengan
ilmu-Nya, wahai Zat yang memperhitungkan
segala sesuatu, wahai Zat yang hari dan malam
tidak mengubah-Nya, dan tidak dapaat diserupai
dengan suara-suara, tidak ada bahasa yang
tersembunyi dari-Nya, wahai Zat Yang tidak
pernah merasa bosan dengan keluhan orangorang
yang mengeluh.
’’Aku memohon sampaikan shalawat kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad ciptaan
terbaik-Mu, curahkan kepada mereka shalawat
terbaik-Mu. Sampaikan shalawat kepada seluruh
nabi, para rasul yang telah menyampaikan petunjuk
dari sisi-Mu, mengikatkan pada-Mu dengan ikatanikatan
ketaatan. Sampaikan shalawat-Mu kepada
hamba-hamba-Mu yang saleh. Wahai Zat yang
tidak pernah mengingkari janji-Nya, wujudkan
sesuatu yang Kau janjikan kepadaku, kumpulkan
kepadaku sahabat-sahabatku, beri mereka
Teladan Abadi
/
339
kesabaran, bantulah aku menghadapi musuhmusuh-
Mu, musuh Rasul-Mu, jangan Kaupalingkan
doaku, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu,
putra hamba-Mu, terpenjara di hadapan-Mu.
Tuanku, Engkaulah yang telah menempatkanku
pada kedudukanku saat ini, Engkau utamakan
aku di antara sekian banyak makhluk ciptaan-
Mu. Aku memohon sampaikanlah shalawat pada
Muhammad dan keluarga Muhammad, semoga Kau
wujudkan sesuatu yang Kau janjikan kepadaku.
Sesungguhnya Engkau adalah Mahabenar dan
tidak pernah mengingkari janji-janji-Mu dan
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”92
Shalawat Imam Mahdi kepada Nabi Muhammad saw
Imam Mahdi as bershalawat kepada Nabi Muhammad
saw dalam bentuk seperti ini:
mِّ _ حُجَّةِ َ _ لنَّبِيِّيْنَ، َ _ خاتِمِ _ لْمُرْسَلِيْنَ، َ _ َللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ _
ْلمُطَهَّرِ مِنْ كُلِّ _ ، _ لظِّلاَ ِ _ َلْمُصْطَفىَ فِي _ ، v لْمِيْثَا ِ _ g ْلمُنْتَجَبِ ِ _ لْعَالَمِيْنَ، _
F ْلمُفَوِّ ِ _ َلْمُرْتَجى لِلسَّفَاعَةِ، _ ، _ لْمُؤَمِّلِ للنَّجَاِ _ مِنْ كُلِّ عَيْبٍ، _ِ8 َلْبَر _ فَةٍ، f
للهِ... _ يْنِ " ِ j ِلَيْهِ ِ )
“Ya Allah, samapaikan salawat kepada pemimpin
para rasul, nabi terakhir, hujjah Tuhan pengatur
alam raya, yang diangkat dari perjanjian, yang
terpilih dalam naungan, yang disucikan dari
segala kekotoran, yang terlepas dari segala cela,
pemberi harapan kemenangan, yang diharapkan
syafaatnya, yang diserahi urusan dalam agama
Allah…”93
/
340
Imam Mahdi
Contoh Ziarah kepada Imam Mahdi
8 لذ _ لحمد لله _ لحمد، _ لله _ ، . َك( َلله (_ للهُ َ _ ِلاَّ _ ِلَهَ _ ، لاَ . َك( َلله ( . َك( َلله (
لَمْ يَجْعَلْنَا _ َئِمَّتِنَا َ ( _ِ_ فَّقَنَا لِزِيَاَ _َ_ ، َ #ُ_َ_ َعْدَ (_ َ #ُ_ لِيَاَ _ َْ ( عَرَّفَنَا _ ، َ _ نَا لِهَذَ _ هَدَ
لْمُرْتَابِيْنَ _ لاَ مِنَ _ لْمُفَوِّضِيْنَ َ _ _ لْغُلاَِ _ لاَ مِنْ _ لنَّاصِبِيْنَ َ _ لْمُعَانِدِيْنَ _ مِنَ
لْمُدَّخَرِ _ عَلىَ [ َلسَّلاَُ _ لِيَائِهِ، _ َْ ( بْنِ __ للهِ َ _ لِيِّ _ عَلَى َ [ َلسَّلاَُ _ لْمُقَصِّرِيْنَ، _
لْكُفْرِ _ َهْلُ ( "َ__ ََ( 8 لَّذِ _ _ لنُّوِْ _ عَلىَ [ لسَّلاَُ _ ئِهِ _ َعْدَ ( _ِ_ بَوَ _ للهِ َ _ ) _ لِيَاِ _ َْ( مَةِ _ لِكَرَ
يُظْهَرَ عَلىَ . حَ َّ _ بِالْحَيَاِ # َمَدَُّ (_ بِكُرْهِهِمْ َ #ُ_ يُتِمَّ نُوَْ َ ْ ( ِلاَّ ) للهُ _ . ، فَأَ َ #ُ_ ِطْفَاِ )
َكْمَلَ لَكَ عُلُوْمَهُ (_ َ _ صَغِيْرً  صْطَفَا َ _ للهَ _ ََّ ( َشْهَدُ ( لْحَقَّ بِرَغْمِهِمْ، _ # يَدِِ
.M لطَّاغُوْ __ لْجِبْتَ َ _ تُبْطِلَ . حَ َّ M َنَّكَ حَيٌّ لاَ تَمُوْ ُ (_ ، َ _ كَبِيْرً
_ سِتْرً # سْتُرُْ __ نَأيِهِ، َ _ نِهِ، عَلىَ غَيْبَتِهِ َ _ َعْوَ (_ مِهِ َ _ عَلىَ خُدَّ _ َللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ َ _
طْأَتَكَ عَلىَ مُعَانِدِيْهِ، _ للَّهُمَّ َ _ " شْدُِ __ َ _ جْعَلْ لَهُ مَعْقِلاً حِرِيْزً __ َ _ عَزِيْزً
، __ مَعْمُوًْ # َللَّهُمَّ كَمَا جَعَلْتَ قَلْبِي بِذِكْرِِ _ ئِرِيْهِ. _rَ_ لِيْهِ َ _ مَوَ ` حْرُ ْ __َ
M لْمَوْ ُ _ بَيْنَ لِقَائِهِ _ بَيْنِي َ _ حَا َ ِ ْ )_ َ __ فَاجْعَلْ سِلاَحىِ بِنَصْرَتِهِ مَشْهُوًْ
غْمًا، _ بِهِ عَلىَ خَلِيْقَتِكَ َ Mَ _ َقْدَْ (_ حَتْمًا مَقْضِيًّا َ َ " جَعَلْتَهُ عَلَى عِبَاِ 8 لَّذِ _
ُجَاهِدَ ( . كَفَنِي، حَ َّ __ مِنْ حَفْرَتِي، مُؤْتَزًِ _ جِهِ، ظَاهِرً _ فَابْعَثْنِي عِنْدَ خُرُ ْ
كِتَابِكَ، فَقُلْتُ (كَأَنَّهُمْ g َهْلِهِ ِ ( َثْنَيْتَ عَلىَ ( 8 لَّذِ _ لصَّفِّ _ g بَيْنَ يَدَيْهِ، ِ
). . مَرْصُوْ ٌ بُنْيَا ٌ
َللَّهُمَّ _ ، _ ْلإِنْتِصَاُ _ صَعُبَ عَلَيْنَا _ ، َ _ لْفَجَّاُ _ شَمُتَ بِنَا _ ، َ _ ْلإِنْتِظَاُ _ _ َللَّهُمَّ طَا َ _
يْنُ " َِ( ِنِّي ) َللَّهُمَّ _ ، لْمَنُوْ ِ _ بَعْدَ _ حَيَاتِنَا َ g ، ِ لْمَيْمُوْ َ _ لِيِّكَ _ جْهَ َ _ نَا َ _ َِ(
، . َلْغَوْ َ ( ، . َلْغَوْ َ ( . َلْغَوْ َ ( لْبُقْعَةِ، _ # صَاحِبِ هَذِِ 8 لَكَ بِالرَّجْعَةِ، بَيْنَ يَدَ ْ
تِكَ _ لِزِيَاَ M هَجَرْ ُ _ ، َ لْخُلاََّ _ صْلَتِكَ _ ُ g ، قَطَعْتُ ِ لزَّمَا ِ _ يَا صَاحِبَ
بِّكَ _ شَفِيْعًا عِنْدَ َ لِتَكُوْ َ ِ _ لْبُلْدَ _ َهْلِ ( عَنْ 8 َمْرِ ( َخْفَيْتُ (_ ، َ طَا َ _ ْلأَْ _
Teladan Abadi
/
341
لنِّعْمَةِ عَلَيَّ، _ . ِسْبَا ِ )_ لتَّوْفِيْقِ، َ _ لِيَّ فِي حُسْنِ _ بَائِكَ مَوَ f a ِ َ __ بِّي، َ _َ_َ
ِلَيَّ. ) ْلإِحْسَا ِ _ v سَوْ ِ _َ
_ِ" قَاَ _ لْحَقِّ، َ _ m َصْحَا ِ (_ مُحَمَّدٍ، َ _ِ f عَلىَ _ َللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ َ _
عَائِي، " َنْطِقْ بِهِ فِي ُ ( َعْطِنِي مَا لَمْ (_ عَوْتُكَ، َ " سْتَجِبْ مِنِّي مَا َ __ لْخَلْقِ، َ _
للهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ _ صَلَّى _ ِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، َ ) ، 8 نْيَا َ "ُ_ يْنِي َ " ِ . مِنْ صَلاَ ِ _َ
لطَّاهِرِيْنَ. _ لِهِ f_َ
“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, tiada tuhan
selain Allah dan Allah Mahabesar, bagi Allah
segala pujian, segala puji bagi Allah yang telah
memberi hidayah kami pada hal ini, mengenalkan
kepada kami kekasih-kekasih-Nya dan musuhmusuh-
Nya. Segala puji bagi Allah yang telah
memberi kami taufik untuk berziarah kepada
pemimpin-pemimpin kami dan tidak menjadikan
kami para penentang dan pengingkar. Tidak
menjadikan kami orang-orang yang berlebihan
dalam mengembalikan dan tidak menggolongkan
kami termasuk orang-orang yang lalai dan
mengurangi.
“Salam sejahtera bagi kekasih Allah, putra kekasihkekasih
Allah. Salam sejahtera bagi pemilik
kemuliaan Allah, penentang musuh-musuh-
Nya. Salam sejahtera bagi cahaya yang ingin
dipadamkan oleh orang-orang kafir. Namun, Allah
enggan kecuali menyempurnakan cahaya-Nya
dengan ketidaksukaan mereka, memperpanjang
kehidupannya sehingga kebenaran ditampakkan
melalui kedua tangannya. Aku bersaksi
sesungguhnya Allah telah memilihmu pada
/
342
Imam Mahdi
saat kecil dan menyempurnakan ilmunya ketika
dewasa. Aku bersaksi bahwa engkau hidup belum
meninggal, sehingga kau hancurkan penguasa
zalim dan pemerintah thaghut.
“Ya Allah, sampaikan shalawat kepadanya,
pada para pembantu dan penolongnya dalam
kegaibannya dan ketersembunyiannya. Ya Allah,
tutupi dia dengan tirai kemuliaan, berikan baginya
tempat perlindungan dan penjagaan. Ya Allah
kuatkan balasan-Mu pada para penentangnya,
kuatkan penjagaan-Mu pada para pengikutnya dan
penziarahnya. Ya Allah, sebagaimana Engkau telah
menjadikan hatiku selalu mengingatnya, maka
jadikan senjataku terkenal dalam membantunya.
Ya Allah jika kematian yang Kaujadikan sebagai
sebuah kepastian terhadap hamba-hamba-Mu,
ketentuan yang Kau tetapkan pada makhluk-Mu
menghalangiku untuk berjumpa dengannya, maka
utuslah aku saat kemunculannya, bangkitkan
aku dari kuburku dengan mengenakan kafanku,
sehingga aku dapat berjuang bersamanya, dalam
barisannya yang Kaupuji orang-orang yang berada
di dalamnya dalam kitab-Mu, ‘Mereka bagaikan
bangunan yang tersusun rapi.’
“Ya Allah, penantian begitu panjang, para pendosa
telah mengelilingi kami, kemenangan sulit kami
raih. Ya Allah, tampakkan wajah kekasih-Mu yang
indah kepada kami dalam kehidupan kami. Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu untuk kembali,
di hadapan pemilik makam ini, al-Ghauts, al-
Ghauts, al-Ghauts. Wahai Shahib az-Zaman,
Teladan Abadi
/
343
aku telah memutus persahabatan untuk dapat
sampai kepadamu. Aku berhijrah dari negeriku
untuk dapat berziarah padamu. Aku sembunyikan
urusanku dari penghuni negeri agar kau dapat
menjadi pemberi syafaatku di sisi Tuhanmu
dan Tuhanku. Begitu pula ayah-ayahmu secara
terus menerus dalam taufik kebaikan. Pemuasan
kenikmatan terhadapku, satu bentuk kebaikan
bagiku.
“Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad
dan keluarganya, sahabat-sahabat kebenaran,
pemimpin-pemimpin makhluk ciptaan, kabulkan
doa yang aku panjatkan, berikan padaku sesuatu
yang tidak sempat aku utarakan dalam doaku. Dari
kebaikan agamaku dan duniaku. Sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji dan Mahamulia. Sampaikan
shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
yang suci.”
Kemudian, masuklah ke dalam dan lakukan shalat dua
rakaat. Lalu berdoa,
فَرَضْتَ طَاعَتَهُ عَلىَ 8 لَّذِ _ ، _ُ_ لْمَزُ ْ _ لِيِّكَ _ َ _ ئرُ فِي فِنَاِ _ لزَّ _  َللَّهُمَّ عَبْدُ َ _
جْعَلْهَا _ َللَّهُمَّ _ : _ لنَّاِ _ mِ _ مِنْ عَذَ َ _ لِيَاَ _ َْ ( بِهِ M َنْقَذْ َ (_ ، َ _ِ_ ْلأَحْرَ __ لْعَبِيْدِ َ _
َللَّهُمَّ _ ، m بِوَلِيٍّكَ غَيْرَ مُرْتَا ٍ v مِنْ مُصَدِّ ٍ m مُسْتَجَا ٍ _ عَاٍ " ُ Mَ _S مَقْبُوْلَةً َ _ً_ يَاَ rَ
_ِ_ يَاَ rِ_ ، َ # مِنْ مَشْهَدِِ 8 َثَرِ ( لاَ تَقْطَعْ _ تِهِ، َ _ لاَ بِزَيَاَ _ لْعَهْدِ بِهِ َ _ خِرَ f لاَ تَجْعَلْهُ
8 نْيَا َ " ُ g قْتَنِي، ِ rَ_ نْفَعْنِي بِمَا َ __ خْلُفْ عَلَيَّ نَفَقَتِي، َ _ َللَّهُمَّ _ ، # جَدِِّ _ َبِيْهِ َ (
[ لْإِمَاُ _ َيُّهَا ( للهَ _ عُكَ " َسْتَوِْ ( جَمِيْعِ عِتْرَتِي، _ َ 8 َبَوَ َّ (_ نِي َ _ لإِخْوَ _ خِرَتِي َ f_َ
... لْمُكَذِّبُوْ َ _ َ _ لْكَافِرُ ْ _ يَهْلِكُ عَلىَ يَدَيْهِ _ َ لْمُؤمِنُوْ َ _ بِهِ r يَفُوُْ 8 لَّذِ _
“Ya Allah, inilah aku hamba-Mu yang berziarah
/
344
Imam Mahdi
di hadapan kekasih-Mu yang diziarahi. Kau
wajibkan ketaatan terhadapnya pada para budak
maupun orang merdeka. Engkau angkat kekasihkekasih-
Mu dari siksa neraka melaluinya. Ya
Allah, jadikan ziarah ini, ziarah yang dapat
diterima, terdapat permohonan yang diijabah dari
orang yang membenarkan kekasih-Mu dan tidak
mengingkarinya. Ya Allah, jangan Kaujadikan ini
adalah janji dan ziarah terakhirku kepadanya.
Ya Allah, jangan Kau putus keinginanku untuk
menyaksikannya, menziarahi ayahnya dan kakekkakeknya.
Ya Allah, wakilkan atasku nafkahku, beri
manfaat atas rezeki yang Kauberikan di dunia dan
akhiratku. Begitu pula bagi saudara-saudaraku,
kedua orang tuaku, seluruh keluargaku. Aku
ucapkan selamat tinggal kepadamu wahai Imam,
dengannya orang-orang mukmin memperoleh
kemenangan dan dengan kedua tangannya orangorang
kafir dan para pendusta mendapatkan
kehancuran….”94[]
CATATAN KAKI
1 Rujuk penjelasan lengkap Sayid Muhammad Isfahani mengenai
masalah ini dalam kitabnya Mikyal al-Makârim, jil.2, hal.160 dan
setelahnya.
3 Al-Irsyad, Syekh Mufid, jil.2, hal.368-370.
4 Untuk penjelasan lebih luas mengenai tingkatan kepemimpinan
yang ditekankan ini, silahkan merujuk pada penjelasan Sayid Syahid
Muhammad Baqir Shadr dalam buku beliau Tarikh Ghaybah Kubra,
hal. 247 dan setelahnya.
Teladan Abadi
/
345
5 Bihâr al-Anwâr, jil.60, hal.213; Tarikh Qum, Hasan bin Muhammad
Qummi, No.3, hadis 22 dan 23, dan dalam Muntakhab al-Atsâr,
hal.263 dan 443.
6 Tafsir Qurthubi, jil.8, hal.12; Tfsir Al-Kabir, jil.16, hal.40. Riwayatriwayat
dari jalur Ahlulbait, sangat banyak yang menjelaskan
bahwa janji itu terwujud khusus pada masa Imam Mahdi as yang
dijanjikan.
7 Tafsir Al-Kabir, jil.6, hal.40.
8 Tafsir al-Mîzân, jil.14, hal.329-331.
9 Allamah Thabatabai mempertanyakan pendapat-pendapat lainnya
yang disampaikan para ahli tafsir yang beliau nukil dalam kitab
tafsir beliau Al-Mîzân. Beliau menegaskan adanya ketidaksesuaian
pendapat ahli tafsir lainnya dengan makna yang ditunjukkan oleh
ayat yang tidak mungkin dapat ditafsirkan kecuali dengan pemerintahan
Imam Mahdi as.
10 Tafsir al-Mîzân, jil.18, hal.286-289.
11 Tarikh Ghaybah Kubra, hal.233 dan setelahnya.
12 Tafsir al-Mîzân, jil.5, hal.366-400. Rujuk Tafsir Syekh As’ad
Buyudhi Tamimi mengenai ayat tersebut dalam kitabnya Zawal
Israil Hatmiyah Quraniyah, hal.120-124.
13 Al-Irsyâd, Syekh Mufid, jil.2, hal.379 dan dinukil dari kitab tersebut
pada kitab al-Fushûl al- Muhimmah, hal.302; Itsbat al-Hudat,
jil.3, hal.514.
14 Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.496.
15 Tahdzib al-Ahkam, Syekh Thusi, jil.4, hal.300 dan 333; Iqbal
al-A’mal, Sayid Ibnu Thawus, hal.558; Kamaluddin, hal.653;
Al-Ghaybah, Syekh Thusi, hal.274; ‘Aqd ad-Durar, Muqaddasi
asy-Syafi’i, hal. 65; Al-Burhân fî ‘Alamat Mahdi Akhir az-Zaman,
Muttaqi Hindi, hal.145.
16 Al-Burhân, Muttaqi Hindi, hal.144.
17 Tafsir al-‘Iyasyi, jil.1, hal.65; Ikhtishash, Syekh Mufid, hal.256.
/
346
Imam Mahdi
18 Al Mulahim wa al-Fitân, Na’im bin Hammad, hal. 95; ‘Aqd ad-
Durar, hal.145; Al Burhan, Muttaqi Hindi, hal.141; Al-Hawi Li
al-Fatâwa al-Haditsiyah, jil.2, hal.71; Al-Lawa`ih, Sufarini, jil.2,
hal.11.
19 Al-Ghaybah, Syekh Thusi, hal.284. Diriwayatkan pula dalam Bihâr
al-Anwâr, jil.52, hal.334; Itsbat al-Hudat, hal.517-518.
20 Mustadrak, Hakim, jil.4, hal.503; Al-Qaul al-Mukhtashar, Ibnu
Hajar, hal.18; Al-Burhân, Muttaqi Hindi, hal.143; ‘Aqd ad-Durar,
hal.109; Mu’jam Âhâdits al-Imâm al-Mahdi as, jil.1, hal.449.
21 Fitan, Ibnu Hammad, hal. 83-84; Al Hawi li al-Fatâwa, jil.2,
hal.67; Al-Burhan, hal.118.
22 Ghaybah, Nu’mani, hal.315; Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.453.
23 Bihâr al-Anwâr, jil.52, hal.308; Itsbat al-Hudat, jil.3, hal. 583,
527, dan 493.
24 Tafsir Thabari, jil.22, hal.72; Tadzkirah, Qurthubi, jil.2, hal.693;
Sunan ad-Darimi, hal.104; Musnad Ahmad, jil.6, hal.290; Shahih
Muslim, jil.4, hal.2208; Sunan Abu Daud, jil.4, hal.108; Sunan
Ibnu Majah, jil.2, hal.1351; Sunan Turmudzi, jil.4, hal.407; Tarikh
Bukhari, jil.5, hal.118; Sunan Nasai, jil.5, hal.207 dan hadis-hadis
Khasaf terhadap pasukan Sufyani sangat banyak dan diriwayatkan
dalam kitab-kitab hadis dan lain-lain begitu pula dari jalur
Ahlulbait as.
25 Tafsir Al-‘Iyasyi, jil.1, hal.103; Ghaybah, Nu’mani, hal.308; Kamaluddin,
hal.672.
26 Tafsir Al-‘Iyasyi, jil.1, hal.197; Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.549.
27 Al-Ghaybah, Nu’mani, hal.297.
28 Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.469. Bandingkan dengan masa pertama
riwayat dari Ibnu Hammad pada halaman 120 yang mengatakan
bahwa upaya pembersihan ini terjadi selama 20 tahun.
29 Al Irsyad, hal.362; Al-Ghaybah, Syekh Thusi, hal.280.
30 Dalâil al-Imâmah, hal.241; Al-Ghaybah, Syekh Thusi, hal.283.
Teladan Abadi
/
347
31 Shahih Bukhari, jil.4, hal.305; Shahih Muslim, jil.1, hal.136;
Tarikh Bukhari, jil.7, hal.233; Sunan Ibnu Majah, jil.2, hal.1357;
Sunan Turmudzi, jil.4, hal.512; Shahih Bukhari, jil.3, hal.107; Fitan,
Ibnu Hammad, hal.103 dan kitab-kitab lainnya yang meriwayatkan
dari dua jalur Sunnah dan Syi’ah.
32 Ad-Durr al-Mantsur, Suyuthi, jil.2, hal.350.
33 Amali, Syajari, jil.2, hal.77.
34 Ghaybah, Nu’mani, hal.232; ‘Aqd ad-Durar, Muqaddasi Syafi’i,
hal.227; Tahdzib al-Ahkam, jil.6, hal.154.
35 Musnad Ahmad ibn Hanbal, jil.1, hal.184; Shahih Muslim, jil.1,
hal.130; Sunan Ibnu Majah, jil.2, hal.1319; Sunan Turmudzi, jil.5,
hal.18.
36 Fitan, Ibnu Hammad, hal.102; Al-Qaul al-Mukhtashar, Ibnu Hajar,
hal.7; Burhan, Muttaqi Hindi, hal.95.
37 Al-Qaul al-Mukhtashar, Ibnu Hajar, hal.10; Al-Futuhat al-Makkiyyah,
Ibnu Arabi, jil.3, hal.332.
38 Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.498.
39 ibid., jil.3, hal.454.
40 Sunan ad-Darimi, hal.101; Fitan, Ibnu Hammad, hal.98; ‘Aqd
ad-Durar, hal. 40; Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.527.
41 Rujuk Al-Kâfi, jil.1, hal.411; Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.515.
42 Mulahim, Ibnu Thawus, hal.132.
43 Fitan, Ibnu Hammad, hal.98; ‘Aqd ad-Durar, hal.227.
44 Fitan, Ibnu Hammad, hal. 99; Al-Hawi, Suyuthi, jil.2, hal.77.
45 Al Burhan, Muttaqi Hindi, hal.78.
46 Fitan, Ibnu Hammad, hal.98; Al-Hawi, jil.2, hal.83; Al-Qaul al-
Mukhtashar, hal.25; ‘Aqd ad-Durar, hal.36.
47 Fitan, Ibnu Hammad, hal.99; Al-Qaul al-Mukhtashar, hal.5.
48 Al-Kâfî, jil.1, hal.397; Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.447.
/
348
Imam Mahdi
49 Itsbat al-Hudat, jil.2, hal.410.
50 Fitan, Ibnu Hammad, hal.102; Al-Awsath, Thabrani, jil.1,
hal.136.
51 Kamaluddin, hal.411.
52 Fitan Ibnu Hammad, hal 98. Sunan ………. hal. 101; Al Hawi,
Suyuthi, jil.2, hal.75. Lawa`ih as Safarayini, jil.2, hal.2; Tarikh
Baghdad, jil.9, hal. 471. ‘Aqd ad-Durar, hal.141.
53 Al-Ghaybah, Nu’mani, hal.146.
54 Tarikh Bukhari, jil.7, hal.233; Shahih Muslim, jil.4, hal.2253;
Sunan Ibn Majah, jil.2, hal.1357. Sunan Turmudzi, jil.4, hal.512.
55 Musnad Ahmad, jil.2, hal.240; Shahih Muslim, jil.2, hal.915;
Mustadrak, Hakim, jil.2, hal.595.
56 Tarikh Bukhari, jil.1, hal.263; Sunan Turmudzi, jil.5, hal.588.
57 Fitan, Ibnu Hammad, hal.98; Yanabi’ al-Mawaddah, Qanduzi,
jil.3, hal.344.
58 Fitan, Ibnu Hammad, hal.99-100; ‘Aqd ad-Durar, hal.147; Qaul
al-Mukhtashar, hal.24.
59 Mulahim, Sayid Ibnu Thawus, hal.32.
60 Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.506.
61 Itsbat al-Hudat, hal.527.
62 ibid., hal.516-517.
63 ibid., jil.3, hal.494.
64 Musnad Ibn Abi Syaibah, jil.15, hal.199; Sunan ad-Darimi,
hal.101; Al-Hawi, Suyuthi, jil.2, hal.77.
65 Musnad Ibn Abi Syaibah, jil.15, hal.199; Sunan ad-Darimi,
hal.101; Al-Hawi, Suyuthi, jil.2, hal.77.
66 Itsbat al-Hudat, jil.3, hal.449 dan 455.
67 Itsbat al-Hudat, hal.439-440, 494, 478, dan 487; Rujuk ‘Aqd ad-
Durar, hal.135; Fushûl al-Muhimmah, hal. 298; Kifayat al-Atsar,